Social Icons

Pages

Jumat, 23 Agustus 2013

Semarak Hari Ulang Tahun Republik indonesia Yang Ke – 68 Di SMA Negeri 13 Medan




Para Undangan PKK, LVRI, Kadis Instansi, Muspika, Kepsek, Komite Sekolah bersama-sama dengan Guru, Peserta Didik dan Undangan lainnya mengikuti Upacara Peringatan HUT RI yang ke – 68 dengan penuh Khidmat dan tertib dan mendengarkan kata sambutan dari Gubernur Sumatera Utara yang dibacakan oleh Inspektur Upacara Bapak Camat Medan Johor. Sekolah menjadi basis Upacara.



Para Veteran Pejuang Kemerdekaan, Bapak/Ibu Guru yang pensiun diabadikan bersama dengan Kepala SMA Negeri 13 Medan, Camat Medan Johor, Kepolisian Medan Johor, Kodim dan para tamu pejabat setempat setelah menerima penghargaan dan cenderamata dari SMA Negeri 13 Medan yang idenya oleh Kepala Sekolah, semoga tahun berikutnya makin banyak anggota veteran yang bersedia datang dan semoga dapat ditingkatkan pelayanan terhadap para pejuang kita.

Tanggal 17 Agustus menjadi tanggal yang paling bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena tanggal 17 Agustus 68 tahun yang lalu, para pendiri Negara atau pembentuk Negara Kesatuan Republik indonesia (the Founding Fathers) berunding dan merumuskan pemikiran mereka dalam tempo yang sesingkat-singkatnya untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia sehingga menjadi Negara yang berdaulat hingga sekarang ini. Sebagai wujud kebanggaan kita maka setiap tanggal 17 Agustus kita wajib memperingati hari kemerdekaan, berawal dari rumah, dimana saya dengan semangatnya mengibarkan bendera merah – putih di halaman rumah, kemudian saya mempersiapkan semua bekal yang akan dibawa ke sekolah untuk mengikuti dan meliput prosesi upacara bendera dan acara-acara yang akan dilaksanakan di sekolah, karena saya kebagian tugas menjadi Koordinator Seksi Dokumentasi.
John F Kennedy pernah menyatakan’’Jangan tanyakan apa yang sudah Negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu’’. Sesampainya disekolah dengan memakai seragam KORPRI yang baru (warna biru) sesuai dengan instruksi Kepala Sekolah, saya melihat sudah cukup banyak rekan-rekan guru datang, demikian juga dengan rekan-rekan pegawai dari kecamatan Medan Johor, utusan dari SKPD-SKPD, beserta peserta didik kami dengan semangatnya juga telah berusaha datang lebih cepat untuk mengikuti Upacara Bendera dan Pembacaan Detik-Detik Proklamasi, karena sekolah kami menjadi pusat Upacara peringatan hari kemerdekaan untuk kawasan Medan Johor – Titi Kuning Medan. Sembari menunggu Inspektur Upacara yang akan dipimpin langsung oleh Camat Medan Johor, Bapak Mhd. Azwarlin Nasution, SH, saya mengkoordinir peserta didik yang saya tunjuk menjadi fotografer agar bersiap-siap dengan kamera mereka, sementara saya telah siap-siap dengan Ipad versi baru yang saya gunakan dengan alasan lebih gampang digunakan, hasil fotonya lebih bagus dan lebih cepat ditransfer. Upacara berjalan dengan khidmat dan aman tanpa ada kendala cuaca. Semua mengikuti prosesi pembacaan Doa, detik-detik proklamasi, pengibaran sang merah – putih.
Tanamkan Nilai-Nilai Kemerdekaan
Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno pada pidatonya HUT RI tahun 1966 pernah menyatakan “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”. Pada upacara kali ini ada yang berbeda, Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 13 Medan Drs. Ilyas, M.Pd membuat ide yang berbeda dari upacara HUT RI yang lalu, dimana ide itu adalah mengundang para veteran pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia dan para guru SMA Negeri 13 Medan yang telah pensiun dan memberikan medali serta cendramata yang tujuannya untuk menghargai perjuangan mereka dan memberikan semangat bahwa mereka masih diperhatikan oleh para generasi muda. Dari 8 orang veteran pejuang 45 yang diundang, hanya 2 orang yang sanggup datang menghadiri Upacara. Ini sungguh menyedihkan, di sela-sela kata sambutannya, Bapak Kepala SMA Negeri 13 Medan mengutarakan keprihatinannya akan nasib para pejuang Negara ini, karena lima tahun yang akan datang, akan sangat sulit menemukan veteran pejuang yang benar-benar berjuang mengangkat senjata dalam usaha mengusir penjajah tanah air dan mempertahankan Kemerdekaan dan Kedaulatan Republik Indonesia dari usaha para penjajah. Sungguh logika dan masuk akal memang. Rasa kebanggaan dan rasa haru diperlihatkan oleh para veteran dan guru yang telah pensiun saat menerima penghargaan dari Camat Medan Johor dan Kepala SMA Negeri 13 Medan, mereka menyampaikan rasa terima kasih mereka karena perjuangan mereka masih diingat sampai sekarang.
Demikian juga dengan keprihatinan sekolah akan kesadaran peserta didik terhadap makna kemerdekaan dan nilai-nilai kebangsaan, dimana setelah Upacara selesai, peserta didik sudah agak malas mengikuti perlombaan-perlombaan yang disajikan oleh sekolah, tarik tambang misalnya.
Padahal nilai-nilai yang dipetik dari tarik tambang ini adalah kekompakan dalam berjuang untuk mengalahkan lawan, kerjasama, teknik bertahan dan menarik agar lawan kalah. Tetapi malah peserta didik berdalih capek, kotor, remaja kita lebih suka sekarang jalan-jalan, mandi-mandi dan nongkrong di mall pada saat di luar sekolah. Justru para guru-guru dan sebahagian peserta didik yang mau dan berminat untuk mengikuti lomba 17-an, saya dengan antusias mengikuti lomba yang dipertandingkan. Syukur, saya juara I lomba jujung botol (berjalan sambil membawa botol aqua di kepala tanpa dipegang), juara II lomba lari goni, juara III lomba tari balon. Semoga semangat Kemerdekaan ini tetap dapat kita pupuk sehingga generasi muda kita sekarang dan generasi yang akan datang masih mampu melaksanakan segala kegiatan-kegiatan lomba dan upacara bendera dengan khidmat dan baik dan tradisi ini tidak hilang atau lenyap ditelan oleh jaman, sehingga kita masih bisa berbicara bahwa perlombaan-perlombaan tersebut masih 100% milik Indonesia. Merdeka….!!! 
 
Blogger Templates