Social Icons

Pages

Jumat, 16 Mei 2014

Penghargaan Bagi Sekolah Adiwiyata Nasional 2013


 
Sarasehan Sekolah Adiwiyata 2013 di Jakarta

Berikut berita yang dicopy dari Website Kementerian Lingkungan Hidup
Jakarta, 20 Desember 2013 – Dalam rangka pengembangan pendidikan lingkungan hidup, sejak 2006 Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan program Sekolah Berbudi dan Berbudaya Lingkungan yang dikenal dengan Program Adiwiyata. Program ini dikembangkan secara berjenjang mulai dari tingkat Kabupaten, Provinsi, Nasional, dan Mandiri. Pada hari ini penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA dan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Penghargaan ini dinilai oleh Tim Penilai Adiwiyata Nasional dan Sidang Dewan Pertimbangan Adiwiyata yang dipimpin oleh Prof. Arief Rachman. Peserta yang hadir merupakan Kepala Sekolah perwakilan sekolah penerima Adiwiyata Nasional untuk tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK se-Indonesia.
Kebijakan Pendidikan lingkungan hidup di Indonesia mulai dikembangkan pada tahun 2004 dan dilakukan dalam bentuk  pendidikan formal, non formal dan informal. Pendidikan formal diarahkan kepada sekolah dasar dan menengah melalui Program Adiwiyata dan perguruan tinggi melalui program green campus, sedangkan non formal dilakukan melalui pelatihan pelatihan dan informal diarahkan kepada masyarakat. Pendidikan Lingkungan Hidup yang telah dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di jalur formal adalah Adiwiyata yang merupakan program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Program Adiwiyata diluncurkan Kementerian Lingkungan Hidup bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang pertama melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2009 yang kemudian direvisi menjadi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013.
Sampai saat ini program Adiwiyata masih merupakan bersifat volunteering belum mandatory, maka hanya sekolah-sekolah yang mempunyai visi dan misi berwawasan lingkungan yang mampu melakukannya kedalam 4 komponen pencapaian Program Adiwiyata yaitu: (1) Kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan; (2) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan; (3) Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif; serta (4) Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Keempat komponen pencapaian dalam pembinaan program adiwiyata, setiap tahunnya dievaluasi dalam bentuk penilaian sekolah-sekolah yang telah mengikuti program adiwiyata tersebut dan yang telah mampu melaksanakan 80% dari standar 4 komponen pencapaian yaitu nilai minimal 72 dari 80 nilai standar tersebut berhak mendapatkan penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional.
Program ini ditargetkan mencapai 10% dari seluruh sekolah yang ada atau 22.000 sekolah tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA serta sekolah kejuruan. Pada 2013 ini sekolah yang mengikuti program ini berjumlah 4.132 dari 33 propinsi dan sekolah yang mencapai kriteria nasional adalah 463 sekolah dari 19 Propinsi serta 130 sekolah Adiwiyata Mandiri. Dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah sekolah Adiwiyata Nasional adalah 200 sekolah serta Adiwiyata Mandiri adalah 67 sekolah sehingga mengalami peningkatan yang signifikan.
Dalam sambutannya, Menteri Lingkungan Hidup, mengatakan, “Melalui Program Adiwiyata saya mengharapkan mulai tahun 2014 dilakukan pengukuran penurunan energi di setiap sekolah, penurunan timbulan sampah serta penurunan penggunaan air. Bahkan saya mengharapkan agar juga dihitung pengurangan emisi CO2 dari setiap sekolah Adiwiyata”.
Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses untuk membangun dan mengembangkan sumber daya manusia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan secara keseluruhan dengan segala permasalahan lingkungan yang ada. Pendidikan lingkungan hidup diharapkan menjadi salah satu sumber pembelajaran masyarakat, dengan memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku, motivasi serta komitmen untuk secara individu maupun secara kolektif dalam bentuk komunitas dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini dan mencegah timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan yang baru.
Perubahan perilaku ke arah ramah lingkungan berdampak besar terhadap keberlanjutan pembangunan  dan lingkungan hidup. Untuk mewujudkan kesadaran tersebut bukanlah merupakan hal yang mudah karena kesadaran tidak hanya didasarkan pada pengetahuan atau pemahaman dari informasi yang diterima semata, namun kesadaran lebih berdasarkan pada kebiasaan yang terbangun. Untuk itu, dikembangkan konsep pendidikan pembangunan yang berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (ESD) bahkan UNEP menetapkan bahwa 2005-2014 disebut sebagai Decade of Education for Sustainable Development.
ESD merupakan konsep holistic  dengan 3 perspektif yaitu economic process, social responsibility dan environmental protection. Dengan visi “semua orang mempunyai kesempatan untuk bertanggung jawab dalam menciptakan dan menikmati masa depan berkelanjutan”. Dalam pelaksanaannya ESD didasarkan pada 3 konsep yaitu:
  1. Pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup generasi sekarang tanpa harus mengesampingkan kemampuan generasi masa datang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka;
  2. Meningkatkan mutu hidup manusia dengan tetap hidup di dalam daya dukung ekosistem;
  3. Menguntungkan bagi semua mahluk bumi (manusia dan ekosistem) pada masa kini maupun pada masa yang akan datang.
“Saya optimis dengan 463 sekolah Adiwiyata Nasional dan 120 sekolah Adiwiyata Mandiri tahun ini akan mampu mencetak ratusan ribu calon pemimpin di masa mendatang. Karena itu, sekolah tidak hanya berprestasi secara akademik akan tetapi juga berprestasi membangun kepribadian yang cinta lingkungan” demikian Menteri Lingkungan Hidup menengaskan.
Informasi lebih lanjut:
Ir. Ilyas Asaad, MP, MH,
Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan
Pemberdayaan Masyarakat,
Kementerian Lingkungan Hidup,
Tlp/Fax: 021-8580087,
Email: humaslh@gmail.com / www.menlh.go.id
- See more at: http://www.menlh.go.id/penghargaan-sekolah-adiwiyata-nasional-2013/#sthash.Jph3xRSC.dpuf

sumber berita : ini 

Kamis, 01 Mei 2014

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA PERINGATAN HARDIKNAS (HARI PENDIDIKAN NASIONAL) TAHUN 2014, JUM'AT 02 MEI 2014





Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera,
Hadirin sekalian yang saya hormati,

Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur ke hadirat Illahi Rabbi, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2014, dalam keadaan sehat wal afiat serta penuh semangat.

Dalam kesempatan yang baik ini, atas nama Pemerintah saya ingin menyampaikan ucapan "Selamat Hari Pendidikan Nasional, tanggal 2 Mei 2014". Semoga segala ikhtiar kita yang terus-menerus untuk memajukan dunia pendidikan yang semakin terjangkau, semakin berkualitas di seluruh jenjang pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia dapat segera membuahkan hasil. Perkenankan pula, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh insan pendidikan, pemerintah daerah, organisasi yang bergerak di dunia pendidikan, dan pemangku kepentingan lain atas segala ikhtiar, kepedulian, dan perhatian yang telah diberikan dalam memajukan dunia pendidikan.

Tema yang dipilih pada peringatan Hardiknas 2014 ini, yakni Pendidikan untuk Peradaban Indonesia yang Unggul. Tema itu, mengingatkan kita bahwa pendidikan bukan hanya untuk menyelesaikan atau menjawab persoalan-persoalan yang sifatnya sangat teknis dan bersifat kekinian semata, melainkan lebih jauh dari itu, yaitu bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah upaya memanusiakan manusia untuk membangun peradaban yang unggul.

Hadirin yang saya hormati,

Dalam dunia pendidikan ada dua hal yang sangat mendasar, yaitu yang pertama terkait dengan akses untuk mendapatkan layanan pendidikan yang mana akses tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan dan keterjangkauan.

Beberapa kebijakan dan program seperti BOS untuk pendidikan dasar dan menengah, Bantuan Siswa Miskin, Bidikmisi, Pengiriman Guru untuk daerah terpencil, terdepan dan tertinggal, melalui SM3T, Bantuan Operasional untuk Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), pendirian perguruan tinggi negeri baru dan sekolah berasrama merupakan sebagian dari upaya untuk meningkatkan akses secara inklusif dan berkeadilan.

Alhamdulillah, kebijakan dan program tersebut telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hasil itu ditandai antara Iain dengan kenaikan Angka Partisipasi Kasar (APK) yang cukup tinggi dan Iebih inklusif terutama pada tingkat SMP/MTs, SMA/A/K dan Perguruan Tinggi.

Kedua, yaitu yang terkait dengan kualitas yang dalam hal ini, sangat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu ketersediaan dan kualitas guru, kurikulum, dan sarana prasarana. Beberapa kebijakan dan program yang telah ditetapkan, antara lain, pendidikan dan pelatihan guru berkelanjutan, penerapan Kurikulum 2013, dan rehabilitasi sekolah yang rusak, baik rusak berat, rusak sedang, maupun rusak ringan. Melalui penerapan Kurikulum 2013 secara bertahap dan menyeluruh, tahun ajaran 2014/2015 merupakan momentum untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalitas guru, kepala sekolah, dan pengawas selain juga merupakan momentum untuk melakukan penataan sistem perbukuan pelajaran.

Dalam kesempatan ini, saya ingin mengajak kepada para guru dan pemangku kepentingan iainnya untuk bersama-sama menyukseskan implementasi Kurikulum 2013. Insya Allah, melalui Kurikulum 2013 itu, anak-anak kita akan memiliki kompetensi secara utuh yang mencakupi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Itu semua kita lakukan dalam rangka mempersiapkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif, mampu berpikir orde tinggi, berkarakter, serta cinta dan bangga menjadi bangsa Indonesia. Dengan generasi emas itulah, kita bangun peradaban Indonesia yang unggul, menuju kejayaan Indonesia 2045.
Tentu kita harus bersyukur atas segala keberhasilan, capaian, dan kinerja dalam memberikan layanan pendidikan, tetapi kita juga sangat memahami dan menyadari bahwa masih banyak pekerjaan, agenda, dan persoalan yang harus kita selesaikan di tahun-tahun mendatang.

Kita semua berkeinginan agar program-program yang baik dapat dipertahankan, diteruskan bahkan ditingkatkan. Namun, program yang kurang baik, harus ditinjau ulang keberlanjutannya untuk disempurnakan agar menjadi program yang jauh lebih baik dan bermanfaat.

Hadirin yang saya muliakan,

Tahun 2014 ini, bagi saya adalah tahun terakhir dalam menjalankan amanah sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk itu, melalui peringatan Hardiknas Tahun 2014 ini, sebagai Menteri dan pribadi, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada seluruh pemangku kepentingan atas partisipasi, kerja sama, dan perhatiannya yang sangat luar biasa dalam menyukseskan program-program yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Prestasi yang telah kita raih, adalah prestasi kita semua.

Tentu, saya sangat menyadari dan memahami dalam menunaikan amanah itu masih banyak kekurangan, kelemahan, dan kekhilafan. Untuk itu, perkenankan dari lubuk hati yang sangat dalam saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh para pemangku kepentingan. Mudah-mudahan dunia pendidikan kita ke depan semakin maju.

Hadirin yang saya hormati,

Akhirnya, mari kita tingkatkan upaya, kerja sama, dan keikhlasan kita dalam memberikan Iayanan pendidikan dan kebudayaan kepada masyarakat. Sekali lagi saya ucapkan selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional kepada semua pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, penggiat, serta pecinta dunia pendidikan dan kebudayaan di seluruh tanah air. Semoga apa yang kita lakukan dalam dunia pendidikan dan kebudayaan selama ini, menjadi bagian dari amal kebajikan kita. Amin. Terima kasih.

Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 02 Mei 2014
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,


MOHAMMAD NUH


Sumber : kementerian pendidikan dan kebudayaan republik indonesia

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA PERINGATAN HARDIKNAS (HARI PENDIDIKAN NASIONAL) TAHUN 2014, JUM'AT 02 MEI 2014





Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera,
Hadirin sekalian yang saya hormati,

Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur ke hadirat Illahi Rabbi, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2014, dalam keadaan sehat wal afiat serta penuh semangat.

Dalam kesempatan yang baik ini, atas nama Pemerintah saya ingin menyampaikan ucapan "Selamat Hari Pendidikan Nasional, tanggal 2 Mei 2014". Semoga segala ikhtiar kita yang terus-menerus untuk memajukan dunia pendidikan yang semakin terjangkau, semakin berkualitas di seluruh jenjang pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia dapat segera membuahkan hasil. Perkenankan pula, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh insan pendidikan, pemerintah daerah, organisasi yang bergerak di dunia pendidikan, dan pemangku kepentingan lain atas segala ikhtiar, kepedulian, dan perhatian yang telah diberikan dalam memajukan dunia pendidikan.

Tema yang dipilih pada peringatan Hardiknas 2014 ini, yakni Pendidikan untuk Peradaban Indonesia yang Unggul. Tema itu, mengingatkan kita bahwa pendidikan bukan hanya untuk menyelesaikan atau menjawab persoalan-persoalan yang sifatnya sangat teknis dan bersifat kekinian semata, melainkan lebih jauh dari itu, yaitu bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah upaya memanusiakan manusia untuk membangun peradaban yang unggul.

Hadirin yang saya hormati,

Dalam dunia pendidikan ada dua hal yang sangat mendasar, yaitu yang pertama terkait dengan akses untuk mendapatkan layanan pendidikan yang mana akses tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan dan keterjangkauan.

Beberapa kebijakan dan program seperti BOS untuk pendidikan dasar dan menengah, Bantuan Siswa Miskin, Bidikmisi, Pengiriman Guru untuk daerah terpencil, terdepan dan tertinggal, melalui SM3T, Bantuan Operasional untuk Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), pendirian perguruan tinggi negeri baru dan sekolah berasrama merupakan sebagian dari upaya untuk meningkatkan akses secara inklusif dan berkeadilan.

Alhamdulillah, kebijakan dan program tersebut telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hasil itu ditandai antara Iain dengan kenaikan Angka Partisipasi Kasar (APK) yang cukup tinggi dan Iebih inklusif terutama pada tingkat SMP/MTs, SMA/A/K dan Perguruan Tinggi.

Kedua, yaitu yang terkait dengan kualitas yang dalam hal ini, sangat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu ketersediaan dan kualitas guru, kurikulum, dan sarana prasarana. Beberapa kebijakan dan program yang telah ditetapkan, antara lain, pendidikan dan pelatihan guru berkelanjutan, penerapan Kurikulum 2013, dan rehabilitasi sekolah yang rusak, baik rusak berat, rusak sedang, maupun rusak ringan. Melalui penerapan Kurikulum 2013 secara bertahap dan menyeluruh, tahun ajaran 2014/2015 merupakan momentum untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalitas guru, kepala sekolah, dan pengawas selain juga merupakan momentum untuk melakukan penataan sistem perbukuan pelajaran.

Dalam kesempatan ini, saya ingin mengajak kepada para guru dan pemangku kepentingan iainnya untuk bersama-sama menyukseskan implementasi Kurikulum 2013. Insya Allah, melalui Kurikulum 2013 itu, anak-anak kita akan memiliki kompetensi secara utuh yang mencakupi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Itu semua kita lakukan dalam rangka mempersiapkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif, mampu berpikir orde tinggi, berkarakter, serta cinta dan bangga menjadi bangsa Indonesia. Dengan generasi emas itulah, kita bangun peradaban Indonesia yang unggul, menuju kejayaan Indonesia 2045.
Tentu kita harus bersyukur atas segala keberhasilan, capaian, dan kinerja dalam memberikan layanan pendidikan, tetapi kita juga sangat memahami dan menyadari bahwa masih banyak pekerjaan, agenda, dan persoalan yang harus kita selesaikan di tahun-tahun mendatang.

Kita semua berkeinginan agar program-program yang baik dapat dipertahankan, diteruskan bahkan ditingkatkan. Namun, program yang kurang baik, harus ditinjau ulang keberlanjutannya untuk disempurnakan agar menjadi program yang jauh lebih baik dan bermanfaat.

Hadirin yang saya muliakan,

Tahun 2014 ini, bagi saya adalah tahun terakhir dalam menjalankan amanah sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk itu, melalui peringatan Hardiknas Tahun 2014 ini, sebagai Menteri dan pribadi, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada seluruh pemangku kepentingan atas partisipasi, kerja sama, dan perhatiannya yang sangat luar biasa dalam menyukseskan program-program yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Prestasi yang telah kita raih, adalah prestasi kita semua.

Tentu, saya sangat menyadari dan memahami dalam menunaikan amanah itu masih banyak kekurangan, kelemahan, dan kekhilafan. Untuk itu, perkenankan dari lubuk hati yang sangat dalam saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh para pemangku kepentingan. Mudah-mudahan dunia pendidikan kita ke depan semakin maju.

Hadirin yang saya hormati,

Akhirnya, mari kita tingkatkan upaya, kerja sama, dan keikhlasan kita dalam memberikan Iayanan pendidikan dan kebudayaan kepada masyarakat. Sekali lagi saya ucapkan selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional kepada semua pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, penggiat, serta pecinta dunia pendidikan dan kebudayaan di seluruh tanah air. Semoga apa yang kita lakukan dalam dunia pendidikan dan kebudayaan selama ini, menjadi bagian dari amal kebajikan kita. Amin. Terima kasih.

Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 02 Mei 2014
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,


MOHAMMAD NUH


Sumber : kementerian pendidikan dan kebudayaan republik indonesia
 
Blogger Templates