Social Icons

Pages

Senin, 02 Desember 2013

Era Globalisasi, Guru Harus Mampu Membuat E-Learning




E-Learning, guru mungkin masih bingung jika mendengar kata ini, Guru-guru yang berumur 45 tahun ke atas, jika ditanya tentang E-Learning pasti kerut-kerut dahi sambil mencari kamus pengertian dari E-Learning ini. Okelah, kemajuan zaman dan pesatnya perkembangan arus Teknologi Informasi dan Komunikasi yang disebut dengan Era Globalisasi tidak dapat diikuti dengan baik. Disini saya akan jelaskan apa pengertian E-Learning dan apa manfaat metode pengajaran dengan menggunakan fasilitas teknologi E-Learning ini, bagaimana membuatnya dan apa keunggulan serta kelemahan dari E-Learning ini. Belum terlambat untuk belajar, saya akan coba memberikan tulisan ini bagi blogger secara bertahap atau berseri.
            E-Learning itu sendiri adalah Electronic Learning yang jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia pengertian harafiahnya adalah Sistem Pembelajaran Elektronik, yang artinya cara pembelajaran Jarak Jauh (distance Learning), dimana Pengajar (Guru) tetap mampu memberikan pembelajaran kepada Siswa (peserta didik) tanpa harus bertatap muka, tanpa harus face to face, namun proses belajar mengajar yang tetap berlangsung dengan memanfaatkan hasil perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Teknologi Komputer, Jaringan Komputer, Internet adalah sistem yang akan digunakan dalam E-Learning ini. Intinya E-Learning ini, interaksi Guru sebagai Pendidik dengan Peserta didik tetap terjalin, tetap ada walaupun hanya menggunakan jaringan komputer dan Internet tanpa harus terjadi kontak fisik, dengan E-Learning, Guru tetap mampu mengajar dan Murid menerima pembelajaran tanpa harus hadir di kelas, memperhatikan setiap perkataan Guru, namun dengan E-Learning, komunikasi lebih simpel, materi pelajaran juga dapat lebih singkat dipaparkan, menghemat biaya, lebih efektif, lebih berkualitas dan Guru bisa memiliki kreatifitas dan inspiratif dalam hal mengajar.
            Dengan konsep E-Learning, interaksi Guru dan Murid tidak terbatas oleh ruang dan waktu, selain itu E-Learning memberikan kemudahan dan telah mendukung era digital, dimana nantinya semua file atau dokumen dapat disimpan dan kapan saja dapat ditampilkan kapanpun mau, tanpa harus menulis dan menghapus materi lagi seperti pembelajaran biasa. Kemudahan yang didapat Guru adalah :
1.     Dengan E-Learning, Guru dapat menjangkau peserta didik dalam cakupan yg luas (global audiance).
2.     Guru mampu menginspirasi peserta didik untuk lebih giat belajar komputer atau belajar menggunakan komputer dan internet lebih sehat.
3.     Guru bisa memberikan materi kapan dan dimana, tugas dan jawaban serta mampu mengaplikasikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tersebut di era globalisasi.
4.     Dengan adanya E-Learning bagi peserta didik, mereka bisa mengaktualkan diri dalam berkreasi sehingga tidak takut akan pengawasan guru.
5.     Bagi guru, pembelajaran dengan E-Learning, Guru mampu lebih singkat dalam menjelaskan materi pembelajaran, Guru memiliki waktu lebih untuk membuat bahan ajar, lebih singkat menerangkan pembelajaran dan dapat digunakan untuk proses waktu yang lebih lama.
Intinya, dalam era globalisasi ini, pembelajaran yang aktif, kreatif dan inspiratif sangat dituntut, terutama dengan adanya kurikulum 2013, Guru sangat dituntut untuk berkreativitas sehingga dunia pendidikan kita semakin meningkat dari negara-negara lain.
Semoga bermanfaat.

Senin, 14 Oktober 2013

PLN Bersih Dari Korupsi, Ekonomi Indonesia Meningkat, Energy Listrik Bermanfaat Dengan Baik



Sungguh malang memang nasib warga Negara Indonesia saat ini, bagaimana tidak, Pasokan Listrik sebagai urat nadi dalam kehidupan sehari-hari mengalami krisis nasional. Pemadaman Listrik sudah berlangung sekian lama, terutama di daerah Sumatera Utara, daerah Kota Medan khususnya. Utuk mengatasi krisis Listrik ini, seharusnya PLN berbenah diri, melakukan bersih-bersih dari dalam diri mereka agar PLN sebagai Persero mampu menjawab tantangan dan kebutuhan dasar setiap warga Negara dengan baik dan benar. Seharusnya PLN sebagai satu-satunya Perusahaan yang memegang peranan penting sebagai Penyalur Listrik bagi kehidupan sehari-hari dari kurang lebih 240 juta penduduk Indonesia mampu memberikan pelayanan terbaik, mampu mengkondusifkan dan mensejahterakan seluruh masyarakat tanah air dari Sabang sampai Merauke dengan memberikan pelayanan yang PRIMA dan mampu bertindak dengan SMART dalam menghadapi complain atau tuntutan dari konsumen.
Masalah korupsi telah mengakar dan merambah ke seluruh urat nadi seluruh bangsa Indonesia, hal ini terbukti, masalah Biarpet atau masalah Krisis PLN disebabkan oleh adanya korupsi dalam diri PLN. Di Medan, penangkapan terhadap 5 (lima) Pejabat PLN Pembangkit Listrik Negara Sumatera Utara akibat kasus korupsi pengadaan flame turbine Belawan senilai Rp. 23,9 miliar merupakan indikasi jika di tubuh Seluruh PLN di tanah air kita terindikasi dijalari oleh Penyakit Korupsi. Tidak tanggung-tanggung akibat perbuatan mereka, Negara mengalami kerugian milyaran bahkan trilliunan rupiah akibat ulah orang-orang yang tidak sanggup menahan godaan mendapatkan keuntungan dari Proyek Pengadaan Barang maupun Pemeliharaan Barang-Barang PLN. Andaikan biaya Pengadaan atau Pemeliharaan itu tidak di sunat atau di telap atau di korupsikan, maka sangat mustahil kejadian seperti Pemadaman Listrik terjadi. Jika terjadipun, tidak separah sekarang ini, dimana pemadaman terjadi 6 sampai 10 kali dalam sehari yang mengakibatkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat kita, dimana barang-barang elektronik rusak, produksi terhambat, mengakibatkan ekonomi mandek.
Saya dan jutaan rakyat Indonesia sangat prihatin dan sedih, Sumber Daya Alam kita yang melimpah, tetapi tidak dapat kita manfaatkan dengan baik demi kemakmuran rakyat kita. Ketergantungan terhadap PLN mengakibatkan Negara kita semakin terpuruk, demonstrasi yang tidak perlu terjadi hanya karena ulah para Koruptor di tubuh PLN. Seharusnya Pemerintah berinisiatif untuk menyediakan Cadangan Listrik apabila PLN mengalami masalah, sehingga masalah pemadaman Listrik ini tidak terjadi berlarut-larut. Seharusnya Pemerintah memiliki standard tertentu dalam menyeleksi dan menempatkan orang-orang yang berkompeten dalam Dirut PLN, sehingga tidak ada lagi yang macam-macam seperti Korupsi.
Pekerjaan terhenti, kadang terlamba ke sekolah karena harus mencari Sumber Air untuk mandi di pagi hari karena PAM tidak hidup dikarenaka PLN juga tidak menghidupkan listrik, seperti itulah gambaran akibat ulah PLN yang tidak bersih, oleh karena itu semoga Hari Listrik Nasional yang ke – 68 ini, PLN sadar diri dan berbenah diri untuk mensejahterakan warga Negara Indonesia. Ingat, PLN adalah Urat Nadi dan Sumber Ekonomi dari 240 juta rakyat Indonesia. PLN adalah Sumber Listrik kami, oleh karena itu mari berbenah dan mari bersihkan diri Anda, sehingga Anda bersih dari Korupsi dan Anda benar-benar dicintai oleh seluruh Warga Negara Indonesia, jangan hanya menuntut kami membayar Rekening tepat waktu dan harus sesuai dengan Kertas Anda, namun Anda juga harus mampu Menjujurkan PLN dan Membersihkan PLN dari jiwa-jiwa Koruptor, jadilah Pelayan PRIMA : Pantau, Ramah, Iman, Manusiawi dan Amanah. Serta Bekerja dengan SMART : Sopan, Mantap, Aman, Rapi dan Terpadu.
Sehingga PLN Jaya……….!!!

Sumber Gambar : BlogDetik.com

Pembentukan Karakter Enterpreneurship Sejak Dini Untuk Membangun Generasi Wirausaha


Tempat Prakarya Siswa dan Piala Hasil Kerja Keras Siswa,

Latar Belakang
Angka kemiskinan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, bagaimana tidak menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menunjukkan hingga Maret 2013 mencapai angka +/- 29,13 juta jiwa dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai angka +/- 240 juta jiwa. Angka ini tergolong sangat tinggi sekali dan terindikasi akan lebih meningkat lagi seiring dengan rendahnya daya beli masyarakat tanah air akibat meningkatnya laju Inflasi dan kurangnya Lapangan Pekerjaan serta bertambahnya Pengangguran dari tahun ke tahun baik bagi tenaga terdidik maupun bagi yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Padahal Indonesia memiliki Kekayaan Alam yang tidak terhingga nilainya, kita memiliki Sumber Daya Alam (SDM) yang tersedia, tinggal permasalahannya Sumber Daya Manusia (SDA) kita tidak siap dalam hal memberdayakan Kekayaan Alam yang tersedia ini. Akibat Sistem Pendidikan Nasional yang amburadul, tidak menekankan pola Pendidikan yang mengutamakan untuk Mengasah Skill maupun Keterampilan Peserta Didik, tetapi Pendidikan yang hanya sebatas memperkenalkan Pengetahuan, ditambah lagi dengan minimnya Ketersediaan Lapangan Pekerjaan bagi Usia Produktif setelah Tamat SMA/SMU/SMK/MAN dan kebutuhan hidup sehari-hari yang meningkat, mengakibatkan Tingkat Kemiskinan meningkat. Oleh karena itu sangat dibutuhkan sebuah Formulasi ataupun Pemecahan Masalah akan meningkatnya tingkat Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan di Indonesia.
Tumbuhkan Mindset Enterpreneurship
Kewirausahaan atau Enterpreneurship sebenarnya berasal dari Bahasa Perancis “entreprende” dan Bahasa Inggris “entrepreneur” yang berarti “berusaha” atau “melakukan aktivitas wirausaha”. Dari searching di Google saya menemukan blog yang membahas tentang Enterpreneurship ini. Menurut Peter Drucker yang dimaksud dengan entrepreneurship ini adalah “aktivitas yang secara konsisten dilakukan guna mengkonversi ide-ide yang bagus menjadi kegiatan usaha yang menguntungkan”. Kewirausahaan ini diyakini mampu mengatasi permasalahan tingginnya tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan di tanah air kita ini, sebab jumlah lulusan dari tingkat SMA hingga Perguruan Tinggi tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Oleh karena itu, perlu mindset/pola pikir akan kewirausahaan ini dapat kita tumbuhkembangkan dalam diri peserta didik kita dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja sendiri mulai sedini mungkin.
Memang tiga tahun terakhir ini, sangat digalakkan kewirausahaan, di Medan sendiri telah ada berdiri sekolah-sekolah bernama “entrepreneurship”, di sekolah tingkat SMA dan MAN ada mata pelajaran khusus Mulok yang bernama “Kewirausahaan”, dimana pada mata pelajaran Mulok tersebut peserta didik dikenalkan dan diajarkan membuat kerajinan tangan, menyulam, mengolah sampah organic menjadi kompos, mengolah sampah anorganik yang terdiri dari botol-botol aqua menjadi kerajinan tangan. Menurut Ir. Ciputra salah seorang orang terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes yang memiliki kekayaan kurang lebih 950 juta dolar Amerika atau setara dengan 9 trilliun rupiah lebih mengatakan bahwa ada 3L yang mempengaruhi seorang wirausaha: Lahir, Lingkungan dan Latihan (Pendidikan). Lahir, artinya tidak semua kita ini dilahirkan dari keturunan pebisnis-pebisnis handal atau dilahirkan memiliki jiwa berwirausaha, seperti saya misalnya, saya dilahirkan dari jiwa seorang Guru dan seorang Bidan. Saya sudah berkali-kali mencoba untuk berwirausaha, dari tingkat Kuliah, namun tetap gagal. Sehingga saya berkesimpulan bahwa tidak semua orang bisa memiliki jiwa wirausaha.
Factor Lingkungan, artinya lingkungan berperan sangat penting dalam pembentukan karakter-karakter wirausaha, dimana jika kita dikelilingi oleh para entrepreneur-enterpreneur yang handal, otomatis jiwa dan pola pikir peserta didik kita secara otomatis akan memiliki jiwa-jiwa menjadi wirausahawan-wirausahawan yang handal. Factor Latihan berupa Pendidikan Kewirausahaan juga sangat berperan penting dalam pembentukan karakter berwirausaha, sebab Latihan dan Pendidikan adalah upaya sengaja yang terstruktur untuk membangun mindset atau cara pandang entrepreneur dan kecakapan untuk melakukan tindakan-tindakan entrepreneurial. Oleh karena itu cara pandang ini seharusnya dibentuk sedini mungkin. Salah satu cara yang sangat dibutuhkan oleh Guru dan para peserta didik (pelajar) khususnya setingkat SMA/SMK adalah adanya Seminar-Seminar Kewirausahaan sehingga ada fasilitator antara orang-orang yang telah sukses menjadi entrepreneurship dengan para peserta didik kita maupun dengan guru-guru, dan menjadi motivator dalam rangka pembentukan Karakter Entrepreneurship.
Menumbuhkembangkan kepada kita sifat-sifat mandiri, kepemimpinan, daya tahan dalam menghadapi masalah, kerjasama (teamwork), solutif, kreatif, inovatif, kepedulian sosial adalah sifat-sifat yang ditanamkan dalam diri kita sebagai output dari kegiatan-kegiatan Seminar-Seminar Kewirausahaan sehingga generasi muda kita diharapkan mampu mempersiapkan dirinya di masa depannya sedini mungkin. Bagi guru, kegiatan Seminar-Seminar Kewirausahaan ini diharapkan mampu menambah wawasan dan keterampilan guru tentang kewirausahaan. Saya adalah seorang guru di salah satu SMA Negeri di Medan, istri saya seorang Sarjana Ekonomi. Sejak tahun 2011 ketika kami memperoleh karunia seorang puteri anak pertama saya, kami mengambil keputusan yang sangat sulit, dimana istri saya mengundurkan diri dari pekerjaannya dan menjadi Ibu Rumah Tangga.
Bagi saya dan istri mengurus anak adalah hal yang terpenting pada saat itu,  apalagi ketika itu setelah anak saya berumur 3 bulan, rupanya istri saya hamil, mengandung anak ke-2, sehingga istri saya praktis mengurus rumah tangga hingga saat ini dan pilihan yang tepat bagi dia adalah menjadi seorang wirausahawan disamping tugas pokoknya sebagai ibu terhadap anak-anak saya. Namun, kami bingung usaha apa yang tepat dijalankan oleh seorang ibu dengan kondisi anak-anak masih kecil dan sangat butuh perhatian dan kasih sayang? Andaikan usaha tersebut ada, berapa modal yang dibutuhkan? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sangat sering muncul dalam benak kami berdua, sebab dengan bermodalkan PNS sungguh tidak cukup dalam keadaan seperti sekarang ini, dimana harga-harga bahan pokok melambung tinggi, inflasi terjadi, kebutuhan semakin meningkat.
Seminar Kewirausahaan
Ketika pertanyaan-pertanyaan dan kekhawatiran diatas melanda keluarga saya, saya mendapat kesempatan yang langka, dimana pada awal bulan Oktober 2013 ini, saya memperoleh kabar dari Majalah Guruku Jakarta bahwa mereka akan melaksanakan roadshow Seminar Kewirausahaan Bagi Guru dan Pelajar “Membentuk Generasi Wirausaha”, dan saya diminta untuk menjadi penyelenggara atau perwakilan mereka di Medan dalam hal mengurus Surat Permohonan Dukungan dari Departemen Agama dan Dinas Pendidikan Kota Medan. Dengan antusias dan semangat’45 saya melaksanakan tugas tersebut, saya bolak-balik ke Dinas Pendidikan, maklum untuk mendapatkan disposisi dari Kadis Pendidikan Kota Medan agak rumit karena kebetulan Sekda Kota Medan merangkap jabatan sebagai PLT Kadis Pendidikan karena Kadis Pendidikan mengundurkan diri. Saya sebarkan undangan ke sekolah-sekolah di Kota Medan sedini mungkin karena peserta yang dibutuhkan hadir dalam Seminar Kewirausahaan ini kurang lebih 2000 peserta terdiri dari Guru dan Pelajar Sekolah Umum dan Madrasah setingkat SMA/SMK.
Walau saya harus adu argument dengan Wakil Dikmenjur karena ada kesalahan persepsi atau mindset tentang kewirausahaan ini, saya tetap semangat dalam mensukseskan acara Seminar Kewirausahaan ini. Sebab acara-acara seperti ini sangat dibutuhkan dalam rangka pembentukan karakter entrepreneurship sejak dini bagi kita. Saya juga sangat berharap mendapatkan masukan dan solusi atas permasalahan bidang usaha apa yang cocok untuk istri saya nantinya. Seminar-seminar dengan mendatangkan orang-orang yang sukses menjadi entrepreneurship seperti Pak Ir. Ciputra, Pak Chairul Tanjung, Pak Dahlan Iskan, Pak Elvyn G. Masassya, dll untuk menjadi Motivator dan memberikan presentasi tentang Leadership Skill akan menjadi inspirasi bagi generasi muda kita.
Penutup
Peran Guru sangat penting dalam membangun jiwa kewirausahaan bagi peserta didik kita sejak dini, memperkenalkan entrepreneurship akan mengubah pola pikir generasi muda kita dari Pencari Pekerjaan menjadi Pencipta Lapangan Pekerjaan. Sosok inspirasi seperti Ir. Ciputra lulusan Teknik Arsitektur ITB ini menjadi seorang milyuner dari bisnis Properti, memiliki kisah hidup yang serba kekurangan. Chairul Tanjung, lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia yang dari mahasiswa sudah menjual alat-alat kedokteran, membuka usaha fotocopy dan berjualan buku stensilan di kampusnya telah menjadi orang sukses. Dahlan Iskan, menteri BUMN yang telah memiliki kurang lebih 200 anak perusahaan seharusnya dapat menjadi contoh-contoh inspiratif bahwa : Kejujuran, Kuat menghadapi segala tantangan hidup, persisten (memiliki kegigihan, elastis mengikuti perkembangan dunia entrepreneurship), memiliki impian yang jelas, kreatif dan inovatif dalam berwirausaha, kerja keras dan pantang menyerah menjadi modal dalam berwirausaha.
Sudah saatnya generasi muda bangsa Indonesia mengubah pola pikir bahwa Wirausaha menjadi pilihan karir, sebab ketersediaan lapangan pekerjaan sudah semakin sulit didapatkan secara terbuka dan sesuai dengan bidang kita. Menjadi CPNS misalnya, sangat sulit didapatkan sekarang ini, oleh karena itu sedini mungkin diperkenalkan kewirausahaan bagi pelajar di seluruh tanah air kita. Sehingga pola pikir kita semua baik itu pelajar maupun guru di seluruh tanah air dari always to be a consumer menjadi always to be a producer.
Dari pengalaman saya menyebarkan undangan Seminar Kewirausahaan Bagi Guru dan Pelajar “Membentuk Generasi Wirausaha” yang akan dilaksanakan oleh Majalah Guruku bekerjasama dengan Majalah Pelajar, Media Pekerja BUMN dan Kabar BUMN bertempat di Gedung Medan Internasional Convention Center (MICC) Jl. Gagak Hitam Simpang Amal, Ringroad Medan pada Hari/Tanggal: Senin, 21 Oktober 2013 mulai Pukul 08.00 WIB – selesai dengan kapasitas peserta undangan gratis dan terbuka untuk Guru TK, SD, SMP, SMA, SMK Negeri dan Swasta, Pelajar SMA, SMK, MAN dan Pesantren yang jumlahnya diharapkan hadir 2000 orang, rata-rata sekolah yang telah saya jalani sangat antusias untuk mengikuti Seminar seperti ini, apalagi acaranya dikemas dan disuguhi dengan pembicara sekaliber Ust. Yusuf Mansur sebagai Motivator, Bapak Elvyn G. Masassya, Direktur Utama PT. Jamsostek (Persero) sebagai Leadership, Kepemimpinan dalam wirausaha serta Pak Dahlan Iskan Menteri BUMN sebagai inspirasi.
Semoga acara ini berjalan sukses dan dapat memberikan output kepada generasi bangsa kita khususnya pelajar dan guru di Kota Medan bahwa sudah saatnya Sumber Daya Manusia tanah air kita memiliki jiwa Kepemimpinan dalam Berwirausaha, mengubah pola pikir dari Pencari Kerja menjadi Pencipta Lapangan Pekerjaan, tidak malu berwirausaha yang halal, mampu mempersiapkan dirinya sedini mungkin untuk masa depannya yang cerah, mandiri dan tangguh menghadapi masa depannya. Semoga…..!!!!
Kompos, Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Sumber Energi. Usaha Sekolah Menumbuhkembangkan Jiwa Enterpreneurship


Hasil Karya Peserta Didik SMA Negeri 13 Medan diPajangkan sebagai Bukti Jiwa Kewirausahaan Mereka di Pupuk oleh Sekolah
www.ciputraentrepreneurship.com

Jumat, 23 Agustus 2013

Semarak Hari Ulang Tahun Republik indonesia Yang Ke – 68 Di SMA Negeri 13 Medan




Para Undangan PKK, LVRI, Kadis Instansi, Muspika, Kepsek, Komite Sekolah bersama-sama dengan Guru, Peserta Didik dan Undangan lainnya mengikuti Upacara Peringatan HUT RI yang ke – 68 dengan penuh Khidmat dan tertib dan mendengarkan kata sambutan dari Gubernur Sumatera Utara yang dibacakan oleh Inspektur Upacara Bapak Camat Medan Johor. Sekolah menjadi basis Upacara.



Para Veteran Pejuang Kemerdekaan, Bapak/Ibu Guru yang pensiun diabadikan bersama dengan Kepala SMA Negeri 13 Medan, Camat Medan Johor, Kepolisian Medan Johor, Kodim dan para tamu pejabat setempat setelah menerima penghargaan dan cenderamata dari SMA Negeri 13 Medan yang idenya oleh Kepala Sekolah, semoga tahun berikutnya makin banyak anggota veteran yang bersedia datang dan semoga dapat ditingkatkan pelayanan terhadap para pejuang kita.

Tanggal 17 Agustus menjadi tanggal yang paling bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena tanggal 17 Agustus 68 tahun yang lalu, para pendiri Negara atau pembentuk Negara Kesatuan Republik indonesia (the Founding Fathers) berunding dan merumuskan pemikiran mereka dalam tempo yang sesingkat-singkatnya untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia sehingga menjadi Negara yang berdaulat hingga sekarang ini. Sebagai wujud kebanggaan kita maka setiap tanggal 17 Agustus kita wajib memperingati hari kemerdekaan, berawal dari rumah, dimana saya dengan semangatnya mengibarkan bendera merah – putih di halaman rumah, kemudian saya mempersiapkan semua bekal yang akan dibawa ke sekolah untuk mengikuti dan meliput prosesi upacara bendera dan acara-acara yang akan dilaksanakan di sekolah, karena saya kebagian tugas menjadi Koordinator Seksi Dokumentasi.
John F Kennedy pernah menyatakan’’Jangan tanyakan apa yang sudah Negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu’’. Sesampainya disekolah dengan memakai seragam KORPRI yang baru (warna biru) sesuai dengan instruksi Kepala Sekolah, saya melihat sudah cukup banyak rekan-rekan guru datang, demikian juga dengan rekan-rekan pegawai dari kecamatan Medan Johor, utusan dari SKPD-SKPD, beserta peserta didik kami dengan semangatnya juga telah berusaha datang lebih cepat untuk mengikuti Upacara Bendera dan Pembacaan Detik-Detik Proklamasi, karena sekolah kami menjadi pusat Upacara peringatan hari kemerdekaan untuk kawasan Medan Johor – Titi Kuning Medan. Sembari menunggu Inspektur Upacara yang akan dipimpin langsung oleh Camat Medan Johor, Bapak Mhd. Azwarlin Nasution, SH, saya mengkoordinir peserta didik yang saya tunjuk menjadi fotografer agar bersiap-siap dengan kamera mereka, sementara saya telah siap-siap dengan Ipad versi baru yang saya gunakan dengan alasan lebih gampang digunakan, hasil fotonya lebih bagus dan lebih cepat ditransfer. Upacara berjalan dengan khidmat dan aman tanpa ada kendala cuaca. Semua mengikuti prosesi pembacaan Doa, detik-detik proklamasi, pengibaran sang merah – putih.
Tanamkan Nilai-Nilai Kemerdekaan
Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno pada pidatonya HUT RI tahun 1966 pernah menyatakan “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”. Pada upacara kali ini ada yang berbeda, Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 13 Medan Drs. Ilyas, M.Pd membuat ide yang berbeda dari upacara HUT RI yang lalu, dimana ide itu adalah mengundang para veteran pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia dan para guru SMA Negeri 13 Medan yang telah pensiun dan memberikan medali serta cendramata yang tujuannya untuk menghargai perjuangan mereka dan memberikan semangat bahwa mereka masih diperhatikan oleh para generasi muda. Dari 8 orang veteran pejuang 45 yang diundang, hanya 2 orang yang sanggup datang menghadiri Upacara. Ini sungguh menyedihkan, di sela-sela kata sambutannya, Bapak Kepala SMA Negeri 13 Medan mengutarakan keprihatinannya akan nasib para pejuang Negara ini, karena lima tahun yang akan datang, akan sangat sulit menemukan veteran pejuang yang benar-benar berjuang mengangkat senjata dalam usaha mengusir penjajah tanah air dan mempertahankan Kemerdekaan dan Kedaulatan Republik Indonesia dari usaha para penjajah. Sungguh logika dan masuk akal memang. Rasa kebanggaan dan rasa haru diperlihatkan oleh para veteran dan guru yang telah pensiun saat menerima penghargaan dari Camat Medan Johor dan Kepala SMA Negeri 13 Medan, mereka menyampaikan rasa terima kasih mereka karena perjuangan mereka masih diingat sampai sekarang.
Demikian juga dengan keprihatinan sekolah akan kesadaran peserta didik terhadap makna kemerdekaan dan nilai-nilai kebangsaan, dimana setelah Upacara selesai, peserta didik sudah agak malas mengikuti perlombaan-perlombaan yang disajikan oleh sekolah, tarik tambang misalnya.
Padahal nilai-nilai yang dipetik dari tarik tambang ini adalah kekompakan dalam berjuang untuk mengalahkan lawan, kerjasama, teknik bertahan dan menarik agar lawan kalah. Tetapi malah peserta didik berdalih capek, kotor, remaja kita lebih suka sekarang jalan-jalan, mandi-mandi dan nongkrong di mall pada saat di luar sekolah. Justru para guru-guru dan sebahagian peserta didik yang mau dan berminat untuk mengikuti lomba 17-an, saya dengan antusias mengikuti lomba yang dipertandingkan. Syukur, saya juara I lomba jujung botol (berjalan sambil membawa botol aqua di kepala tanpa dipegang), juara II lomba lari goni, juara III lomba tari balon. Semoga semangat Kemerdekaan ini tetap dapat kita pupuk sehingga generasi muda kita sekarang dan generasi yang akan datang masih mampu melaksanakan segala kegiatan-kegiatan lomba dan upacara bendera dengan khidmat dan baik dan tradisi ini tidak hilang atau lenyap ditelan oleh jaman, sehingga kita masih bisa berbicara bahwa perlombaan-perlombaan tersebut masih 100% milik Indonesia. Merdeka….!!! 
 
Blogger Templates