Social Icons

Pages

Minggu, 13 Desember 2020

Praktik Kesetaraan Gender Wujud Nyata Perlawanan Kekerasan Berbasis Gender Wujudkan Generasi Pelajar Pancasila

 

Mengikuti Webinar Cerdas Berkarakter, agar bisa menerapkan nilai-nilai karakter terhadap anak-anak di rumah dan di sekolah menangkal perundungan dan kekerasan berbasis gender

Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, begitulah biasa kita memanggil beliau, telah mempersiapkan, bahkan membeberkan isi Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 pada rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, tanggal 2 Juli 2020 yang lalu.

Arah dari peta jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 jelas untuk membangun Pelajar Pancasila yang memiliki profil beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri. Apalagi disaat pandemi seperti ini, mewujudkan generasi muda yang cerdas berkarakter menuju Indonesia Maju adalah harapan dan usaha kita bersama dengan kolaborasi antara Orangtua, Peserta didik dan Pendidik, serta seluruh stakeholder yang berkecimpung dalam dunia pendidikan tentunya.

Harapan Mas Menteri tentunya harapan kita bersama dalam mewujudkan generasi muda bangsa Indonesia yang cerdas dan berkarakter. Salah satu upaya Mas Menteri dalam mewujudkan Pelajar Pancasila yang Cerdas Berkarakter tentunya dengan menggalakkan Pelajar Pancasila.

Dalam Seminar Virtual Nasional yang diselenggarakan oleh Pusat Penguatan Karakter melalui Zoom Meeting, dengan tema _“Generasi Cerdas Berkarakter, Indonesia Maju Bermartabat_”, yang berlangsung Kamis, 10 Desember 2020 yang merupakan rangkaian dari acara Pekan Untuk Sahabat Karakter (PUSAKA) Tahun 2020.

Seminar tersebut dibagi dalam tiga kategori dan sesi. Sesi pertama diperuntukkan untuk 1000 peserta Guru, Tenaga Kependidikan, Dosen, dan Pelaku Budaya, dimulai pada pukul 09.00 s.d. 11.00. Dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, (Ainun Na’im), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, (Muhadjir Effendy) dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Nadiem Anwar Makarim). 

Agar terwujud Pendidikan di Masa Pandemi, Harus tetap semangat dengan mematuhi protokol kesehatan dalam sosialisasi Ujian AKM

 

Dalam sambutannya, Mas Menteri Nadiem Makarim memaparkan bahwa sebagai pemuda Pancasila, pelajar Indonesia harus memiliki kemampuan gotong royong  yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan bersama-sama dengan sukarela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan mudah, lancar dan ringan. Kuncinya yaitu diperlukan adanya kolaborasi, sifat kepedulian, dan berbagi.

Lantas, bagaimana caranya agar harapan menjadi Pemuda dan Pemudi Pancasila dengan karakter cerdas tersebut dapat terwujud? Bukan rahasia umum lagi bahwa negeri kita memilik seabrek persoalan Pendidikan, mulai dari hasil skor PISA yang terus stagnan di peringkat terendah dalam 15 tahun terakhir ini, hingga munculnya fakta tren dan permasalahan hasil belajar di tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Ternyata masalah pendidikan kita yang paling utama masih masalah perundungan dan kesetaraan gender, dimana hasil penelitian dalam kurun waktu dari tahun 2000 hingga 2018 yang dilakukan oleh OECD (Organization for Economic Co-Operation and Development) atau Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan menyatakan bahwa 41% siswa di sekolah kita mengalami perundungan beberapa kali dalam sebulan. Dan siswa yang mengalami perundungan itu dinyatakan memiliki skor 21 poin lebih lebih rendah dalam hal literasi, merasa sedih, ketakutan, dan kurang puas dengan keadaan hidupnya, dan juga memiliki kecenderungan untuk bolos sekolah.

Dan peran Guru sangat penting untuk menghalau perundungan yang terjadi di sekolah. Menurut saya dan yang selalu saya lakukan adalah menyemangati siswa setiap saya masuk kelas agar tidak mencoba-coba melakukan perundungan, bulying apalagi mendiskriminasi siswa yang beda gender, karena itu sangat berbahaya dan merugikan. Pengalaman adalah Guru yang paling berharga dan dalam menghadapi perundungan, apalagi kekerasan berbasis gender, saya sebagai Guru dan Wali Kelas, selalu memperhatikan dan peka terhadap keadaan kelas dan harus mengetahui latar belakang para siswa di kelas tersebut, khususnya bagaimana lingkungan sekitar dan pergaulannya di luar sekolah.

Sebab, masalah kesetaraan gender dan bulying terjadi di sekolah karena faktor lingkungan di sekitar kita juga di lingkungan keluarga, dimana orang tua masih berpikiran kolot yang tidak memberikan hak yang sama kepada anak laki-laki dan perempuan. Sudah saatnya orang tua memberikan ruang yang sama untuk anak lelaki dan anak perempuan, terutama dalam hak mendapatkan pendidikan dan mengejar cita-cita.

Anak-anak harus mendapatkan kesetaraan gender dan sudah saatnya kita melakukan perlakuan hak yang sama sehingga tujuan dari Emansipasi Wanita dan Pelajar Pancasila Terwujud

 

Perundungan terjadi biasanya kepada anak perempuan, karena anak perempuan itu dianggap lemah dan derajatnya lebih rendah dari anak laki-laki. Padahal perjuangan besar Raden Ajeng Kartini yang berjuang untuk kesetaraan gender harus benar-benar kita wujudkan di era teknologi 4.0 ini. Kolaborasi orang tua dan Guru untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender dan menghapus perundungan dengan bersama-sama mewujudkan Penguatan Pendidikan Karakter Bangsa demi mewujudkan Pelajar Pancasila yang memiliki enam ciri utama, yaitu: Bernalar Kritis, Kreatif, Mandiri, Beriman, Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, Bergotong Royong, serta Berwawasan Sosial.

Sebab, pastinya pendidikan itu awalnya dari Perempuan atau Ibu yang mendidik kita, sehingga elemen-elemen yang membentuk Pelajar Pancasila harus ditumbuhkan sejak dini melalui pendidikan karakter mulai jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Semoga nasehat dari Ibu Kartini yang pernah berkata seperti ini, “Dari kaum perempuanlah manusia itu pertama-tama menerima pendidikan. Di pangkuan perempuanlah seseorang mulai belajar merasa, berpikir, dan berkata-kata”, menjadi renungan bagi kita agar kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang tidak melakukan perundungan dan penghalau kekerasan berbasis gender.

#CerdasBerkarakter #BlogBerkarakter #AksiNyataKita #LawanKekerasanBerbasisGender #BantuKorbanKekerasan

Rabu, 04 November 2020

Bersama GuruInovatif.id Mari Kita Wujudkan Kualitas Pembelajaran Jarak Jauh Menyenangkan

 


Tidak dapat dipungkiri bahwa guru adalah ujung tombak pendidikan walau bagaimanapun situasi dan kondisi yang terjadi. Presiden Soekarno setelah Indonesia merdeka, menyemangati rakyat Indonesia dengan berkata “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”, yang kurang lebih artinya, dia membutuhkan para pendidik, para guru hebat yang masih tersisa di Negeri ini untuk menghasilkan putera-puteri terbaik yang nantinya akan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam membangun Indonesia.

Lalu Ir. Soekarno, Bapak Pendiri Bangsa ini lebih lanjut pernah berkata lagi, ““…sungguh alangkah hebatnya kalau tiap-tiap guru di perguruan taman siswa itu satu persatu adalah Rasul Kebangunan! Hanya guru yang dadanya penuh dengan jiwa kebangunan dapat ‘menurunkan’ kebangunan ke dalam jiwa sang anak” yang lebih memperkuat doktrin betapa vitalnya peranan guru dalam suatu proses pembelajaran dan pendidikan untuk menghasilkan Manusia Indonesia seutuhnya.

Jepang yang porak-poranda setelah bom atom menghantam Hirosima dan Nagasaki bangkit dari keterpurukan setelah Kaisar Hirohito langsung mengumpulkan semua guru yang tersisa dan memberikan titah agar guru melaksanakan tugas pokoknya sebagai pendidik. Konon ada lima titah Kaisar Hirohito untuk para guru yang tersisa, diantaranya: (1) Guru harus melaksanakan pendidikan yang bermutu; (2) Guru harus lebih disiplin dari murid; (3) Guru harus lebih pintar dari murid; (4) Pendidikan itu harus bisa menuntun industri; dan (5) Mengirimkan guru belajar ke luar negeri dan membawa pulang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dipelajari untuk dikembangkan di tanah airnya.

Perkembangan Kurikulum Dari Masa Lalu ke Masa Depan, Paparan dari Seminar Online / Webinar Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad 21 oleh Hafec's dan GuruInovatif.id

 

Kurang lebih seperti itu juga konsep pendidikan yang diterapkan di era kekinian di Indonesia, dimana Presiden Jokowi telah melantik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berlatar belakang sukses mengaplikasikan pengetahuan yang dia miliki di bidang teknologi ke dalam sebuah aplikasi startup yang memudahkan rakyat Indonesia dalam mengakses dunia transportasi. 

Pandemi Global Covid-19 Telah Merubah Wajah dan Dunia Pendidikan Kita, Dimana Pembelajaran Jarak Jauh Menjadi Alternatif Agar Pendidikan Tetap Berkelanjutan

 

Dan benar saja, pak Nadiem Makarim, yang akrab dengan milenial dan teknologi sedang berusaha untuk mengkolaborasikan antara tools berbasis teknologi dengan Guru dan Dosen sebagai “Operator” yang akan memuluskan kinerja generasi muda sebagai Sumber Daya Manusia Indonesia yang dapat berdampingan dengan revolusi Industri 4.0. Guru dalam hal ini harus mampu menjadi ujung tombak yang memang benar-benar diperlukan walau telah tersedia bahan ajar dan pembelajaran, sehingga guru juga diharapkan untuk menguasai teknologi agar mampu menjadi “Operator”. Yang dimaksud “Operator” pada hal ini adalah sebagai “Fasilitator”.

Fakta Jangkauan Hafec's dan GuruInovatif.id hingga Juni 2020, Cek Keuntungan Bergabung di Hafec's

 

Guru sebagai “Fasilitator” yang artinya guru harus bisa menggerakkan peserta didik agar mampu memilih sumber belajar yang baik dan sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Apalagi pada kondisi sekarang, dimana akibat pandemi global Covid-19 kita harus belajar daring (dalam jaringan) atau biasa disebut dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) yang tentunya memanfaatkan sarana teknologi informasi dan komunikasi serta sarana vital internet untuk mendukung kegiatan pembelajaran guru dan peserta didik disaat pandemi yang mengharuskan kita menerapkan protokol kesehatan.

Nah, pengalaman saya sebagai guru selama BDR atau Belajar dari Rumah ini, adalah harus bisa mengatur waktu antara mengajar anak-anak dan mengajar peserta didik dari rumah. Lantas apa saja langkah-langkah pembelajaran dari rumah yang saya lakukan agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan walau dipisahkan oleh jarak? 

Sumbe-Sumber Belajar yang bisa diakses selama BDR untuk kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar, Sumber dari Seminar Online Hafec's dan GuruInovatif.id

 

Harus diakui selama berlangsungnya pembelajaran jarak jauh (distance learning), saya harus mampu menjadi seorang Konseptor sekaligus Fasilitator yang mampu membuat bahan ajar semenarik mungkin memanfaatkan teknologi dan aplikasi sehingga proses pembelajaran dapat terwujud walau dengan banyak keterbatasan.

Pemanfaatan Media Blog, Salah satu alternatif sarana BDR yang paling gampang dan simpel agar Siswa mendapatkan materi dan mengirimkan tugas.

 

GuruInovatif.id Tempat Guru Membangun Keterampilan Mengajar Inovatif

Jika sebelumnya saya memanfaatkan WhatsApp Group, Zoom, Google Classroom, Google Form untuk absensi dan ujian, Google Meet, dan berbagai aplikasi lainnya, pun ketika semester gasal tahun pelajaran 2020/20201 ini sekolah telah menggunakan Microsoft Teams sebagai sarana pembelajaran jarak jauh?

Ternyata, berawal dari informasi di media sosial saya muncul artikel tentang Hafec’s dan Guruinovatif.id. Saya penasaran dan mencari informasi lebih lanjut. Dengan motto Guru Belajar Mengajar di GuruInovatif.id membuat saya makin penasaran dan langsung mencoba untuk belajar dan mendaftarkan diri di GuruInovatif.id untuk menggunakannya. 

Kursus Online yang saya ikuti di GuruInovatif.id, menambah pengetahuan, skill dan kemampuan untuk mengasah pembelajaran selama pandemi

 

Wow, apa itu GuruInovatif.id? Guruinovatif.id merupakan platfrom baru untuk Pelatihan Guru di seluruh Indonesia agar dapat melatih kemampuan guru dalam mengajar dengan berbagai fitur mulai dari kursus online, webinar, serta dapat melakukan Sertifikasi Guru, dan berbagai program online lainnya. Menjadi bagian dari HAFEC’S, GuruInovatif.id bersinergi dan berusaha menjadi akronim bagi guru-guru inovatif, karena menurut Dr. (Cand.) Zulfikar Alimuddin, Master Trainer HAFEC’S mengatakan bahwa negara-negara di dunia yang berkembang lebih cepat adalah negara-negara yang memiliki kemampuan inovasi atau penciptaan nilai tambah, untuk itu Hafec’s dan GuruInovatif.id kini hadir dan berusaha menjadi Tempat Belajar Guru Indonesia.

Nah, sekarang begitu banyak platform pembelajaran dan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan saya dalam melakukan proses pembelajaran baik itu jarak jauh maupun di rumah saat mengajar anak-anak saya, maka saya bergabung dan mengikuti pelatihan online yang dilakukan oleh Hafec’s. Disini saya bisa belajar banyak, diantaranya materi-materi pelatihan yang bermanfaat, seperti: Cara Merekam Materi Pembelajaran Melalui Screen Recorder (OBS), Teknik Membuat Animasi Sederhana untuk Materi Siswa menggunakan Power Point. Walau sudah terbiasa menggunakan Power Point, namun skill saya bertambah dengan materi ini, pun dengan materi Tutorial Membuat Absensi Online, sudah terbiasa namun menambah pengetahuan akan aplikasi membuat absensi online. 

kesabaran mengikuti pelatihan menjadi kunci sukses mendapatkan ilmu dan sertifikat di Hafec's dan GuruInovatif.id

 

Materi dan tutorial yang dapat menambah wawasan dan keterampilan serta inovasi guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh telah saya dapatkan, bahkan saya berhasil mendapatkan sertifikat 32 jam pelajaran dengan mengikuti Webinar dan pelatihan online dengan topik “Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad 21”. Ada delapan sub pelatihan yang harus saya selesaikan untuk mendapatkan sertifikat yang tentunya nanti sangat bermanfaat ketika akan naik golongan maupun sebagai bukti bahwa saya ikut pelatihan-pelatihan selama pandemi ini.

Ada banyak ilmu saya dapat setelah bergabung di kelas Hafec’s maupun GuruInovatif.id ini, karena diasuh oleh mentor-mentor senior dan sudah berpengalaman dalam dunia pendidikan kita. Ada bapak Dr. (Cand.) Zulfikar Alimuddin, Master Trainer HAFEC’S (Highly Functioning Education Consulting Service) yang membuka wawasan kita dengan metode-metode pemecahan masalah berpikir tingkat tinggi. Materi Pengembangan Inovasi Pengajaran Berbasis Experiential Learning dan Critikal Thinking dengan membuka materi mengenalkan bagaimana pemecahan masalah dari yang terkecil hingga terbesar.

Beliau membuka presentasi dengan problem coklat, dimana ada masalah bagaimana ibu guru membagi 7 batang coklat kepada 8 siswanya dengan adil? Dan solusinya adalah dimana setiap siswa mendapatkan 7/8 bagian. Bagaimana prosesnya? Di dalam presentasi yan bisa di unduh tersebut dijelaskan secara gamblang bagaimana prosesnya sehingga 8 siswa bisa mendapatkan coklat dengan adil.

Sertifikat Setelah mengikuti pelatihan online dan pembimbingan oleh mentor-mentor hebat dan tokoh-tokoh pendidikan, Terimakasih Hafec's dan GuruInovatif.id. Sertifikat ini banyak manfaatnya.

 

Lalu ada bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, tokoh cendekiawan muslim yang baru saja ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang memberikan materi yang menyejukkan hati dan membuka pikiran kita bersama akan esensi dan semangat mengajar di era pandemi. Beliau memiliki kata-kata bijak yang menyemangatkan saya. Beliau berpesan “Guru itu Pembentuk Kepribadian Bangsa, dan Guru adalah Pilar Peradaban Bangsa“. Beliau kembali mengingatkan saya bahwa bisa seperti sekarang tidak lain berkat jasa Guru. 

Infografis Seputar Proses Pembelajaran Sebelum Pandemi, ketika pandemi dan selama pandemi masih mengintai, dari tatap muka hingga Daring memanfaatkan berbagai aplikasi hingga Hafec's dan GuruInovatif.id

 

Lalu ada materi yang tidak kalah menarik dari Prof. Dr. Aris Munandar. Beliau juga berpesan “sebaik-baiknya iman bagi guru adalah ketika dia dapat mengembangkan pembelajaran”.

Nah, sungguh merupakan suatu keberuntungan untuk bergabung Guru Belajar Mengajar di GuruInovatif.id untuk mendapatkan pengalaman dan ilmu baru dengan fasilitas: Pelatihan Guru, Sertifikasi Guru dan Tempat Belajar Guru.

Apakah Anda sudah tergabung di GuruInovatif.id? Jika belum, maka ini saatnya untuk gabung di Hafec’s dan GuruInovatif.id yang kini telah diisi oleh 40000 lebih Guru dan Penggiat Pendidikan, 10000 lebih sekolah dan instansi. Mari dimasa pandemi ini tetap meningkatkan kemampuan menjadi Guru Inovatif bersama GuruInovatif.id. 

Banner Lomba GuruInovatif.id

 

                                                            Profil Hafec's dan GuruInovatif.id

Quotes dari Steve Jobs



 

Selasa, 27 Oktober 2020

Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan Microsoft Teams Agar Pembelajaran Daring Tidak Membosankan


Logo PGRI, Organisasi Guru Indonesia

Pembelajaran berbasis proyek (PBP) merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas peserta didik untuk memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.

Strategi  ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam mengkostruksikan produk otentik yang bersumber dari masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran berbasis proyek (PBP) merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman nyata. PBP dilakukan secara sistematik yang mengikutsertakan peserta didik dalam pembelajaran sikap, pengetahuan dan keterampilan  melalui investigasi dalam perancangan produk. PBP merupakan strategi pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek memberi kesempatan peserta didik berpikir kritis dan mampu mengembangkan kreativitasnya melalui pengembangan inisiatif  untuk menghasilkan produk nyata berupa barang atau jasa.

Dalam masa sulit seperti ini setelah pandemi global bernama Covid-19 menyerang 216 negara di dunia, termasuk Indonesia, memaksa dunia pendidikan kita berubah dalam hal kegiatan pembelajaran. Dimana, kita sekarang lebih menekankan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan menekankan pengertian orangtua untuk lebih kolaboratif dan bersinergi dengan guru untuk membimbing dan mendampingi anak selama terjadinya PJJ. Tidak dapat dipungkiri lagi kunci vital pendidikan saat ini ada pada sarana TIK dan kemauan serta kesadaran tinggi dari peserta didik untuk mau belajar dan mengembangkan diri dan kemampuan mereka di saat pandemi ini.

Pengalaman saya sebagai guru dan orangtua selama melaksanakan pembelajaran jarak jauh, pastinya harus bisa membagi waktu antara memberikan pembelajaran kepada peserta didik dan kepada anak-anak di rumah. Ketika pandemi pertama kali menyerang sehingga pembelajaran harus dilakukan dari rumah, maka proses kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan memanfaatkan WhatsApp Group dan Google Classroom, namun di tahun ajaran baru ini, Sekolah memutuskan untuk memanfaatkan Microsoft Teams saat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dari rumah saja. 

Gambar Desain Poster yang akan ditugaskan kepada peserta didik sebagai contoh Project Based Learning di masa PJJ ini

 

Mengapa harus Microsoft Teams? Karena menu yang disediakan cukup mudah dipelajari dan dapat menyediakan ruang kelas daring yang menyatukan koneksi tatap muka virtual, keamanan data, mampu membuat kuis dan tugas, meeting atau tatap muka, percakapan dan daftar hadir siswa serta menayangkan bahan ajar yang telah kita buat di Microsoft Power Point, atau siswa berkolaborasi membuat bahan ajar, hingga percakapan yang kesemuanya itu disatukan dalam wadah yang dapat diakses melalui telepon genggam atau telepon pintar (smartphone), tablet, laptop, PC, ataupun browser. Pemilihan aplikasi Microsoft Teams ini sangat tepat untuk melakukan Kelas Maya, dimana Guru mampu membuat kelas sendiri dan mengundang siswa untuk masuk ke kelas dengan menggunakan kode dan Guru Mata Pelajaran lain juga bisa masuk ke Kelas Maya yang kita buat.

Lantas dengan memanfaatkan Microsoft Teams ini, bagaimana caranya agar pembelajaran jarak jauh selama pandemi bisa menyenangkan dan tidak membosankan? Maka jalan terbaik adalah dengan membuat pembelajaran semakin menarik memanfaatkan Pembelajaran Berbasis Proyek seperti saya jelaskan di awal tulisan ini. 

Gambar tampilan Microsoft Teams, PJJ selama pandemi

 

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh siswa dapat berupa perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan peserta didik dalam waktu tertentu secara berkolaboratif menghasilkan sebuah produk yang hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Pelaksanaan proyek dilakspeserta didikan secara kolaboratif dan inovatif, unik yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan denga kehidupan siswa.

Namun karena masa pandemi, dimana pembelajaran dilaksanakan dari rumah (Daring) dan harus menjaga jarak, maka proyek yang diberikan dikerjakan oleh peserta didik dari rumah, dibimbing oleh orangtua dan dipresentasikan secara daring juga ketika pertemuan dijadwalkan oleh guru.

Lantas proyek seperti apa yang diberikan oleh guru agar pembelajaran lebih menarik? Tentunya berhubungan dengan kondisi saat ini, guru harus lebih kreatif dalam memberikan tugas proyek kepada peserta didik sehingga peserta didik lebih tertantang untuk mencari tau dan meningkatkan pengetahuan mereka dalam hal pencegahan penyebaran Covid-19 yang selalu mengintai kita ketika keluar dari rumah. Guru hendaknya memberikan tugas proyek berhubungan dengan penyebaran Covid-19. Saya menekankan pada peningkatan peserta didik akan pengetahuan pencegahan penyebaran Covid-19 dengan memberikan tugas proyek seperti mendesain poster pencegahan penyebaran Covid-19.

Tampilan Tugas di Ms. Teams, Pembelajaran Semakin menyenangkan dengan Project Based Learning

 

Ini sangat penting agar peserta didik sadar akan bahaya Covid-19 sehingga mereka tetap disiplin saat berada di luar rumah agar tetap mengingat dan taat untuk 3 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) sehingga karakter baik terbentuk saat pandemi seperti ini. Seperti pepatah mengatakan “Alah Bisa Karena Biasa”, artinya kebiasaan baik itu terbentuk karena sudah sering diingatkan dan dibiasakan, begitu juga agar membiasakan anak pakai masker keluar dari rumah, tetap menjaga jarak dan mencuci tangan sesering mungkin.

Sehingga jika kebiasaan ini sudah terbentuk, maka saat keadaan sudah dinyatakan normal oleh Pemerintah dan tatap muka sudah bisa berlangsung, maka kebiasaan baik ini juga tetap terpelihara, menjaga jarak dan memakai masker di sekolah maupun ditempat lain yang memang diperuntukkan untuk kawasan ramai, kita semua tetap pada protokol menjaga kesehatan agar tidak tertular oleh virus mematikan ini.

Demikianlah sekilas pembelajaran berbasis proyek memanfaatkan Microsoft Teams dalam melaksanakan kegiatan PJJ agar siswa tidak bosan dan pembelajaran lebih menarik dengan pembelajaran berbasis proyek sehingga peserta didik tetap memperoleh pembelajaran yang bermakna walau tidak secanggih tatap muka, namun setidaknya bermanfaat bagi peserta didik, diantaranya strategi pembelajaran tetap berfokus pada  peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainya.

Pelaksanaan PBP  dapat memberi peluang pada peserta didik untuk bekerja mengkonstruksi tugas yang diberikan guru yang puncaknya dapat menghasilkan produk karya peserta didik.

Manfaat selanjutnya : (a) Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran, (b) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah, (c) Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa, (d) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas.

Salam Guru Penggerak Indonesia

Logo Kogtik, Komunitas Guru TIK dan KKPI


             Contoh Video Yang Akan dijadikan Project Based learning kepada Siswa

            Contoh Video Project Based Learning dari Siswa

            Video dari siswa hasil pembelajaran Project Based Learning

 

 
Blogger Templates