Tanggal 17 Agustus
menjadi tanggal yang paling bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena tanggal 17
Agustus 68 tahun yang lalu, para pendiri Negara atau pembentuk Negara Kesatuan
Republik indonesia (the Founding Fathers)
berunding dan merumuskan pemikiran mereka dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia sehingga menjadi Negara yang
berdaulat hingga sekarang ini. Sebagai wujud kebanggaan kita maka setiap
tanggal 17 Agustus kita wajib memperingati hari kemerdekaan, berawal dari
rumah, dimana saya dengan semangatnya mengibarkan bendera merah – putih di
halaman rumah, kemudian saya mempersiapkan semua bekal yang akan dibawa ke
sekolah untuk mengikuti dan meliput prosesi upacara bendera dan acara-acara yang
akan dilaksanakan di sekolah, karena saya kebagian tugas menjadi Koordinator
Seksi Dokumentasi.
John F Kennedy pernah
menyatakan’’Jangan tanyakan apa yang sudah Negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan
apa yang kamu berikan kepada negaramu’’. Sesampainya disekolah dengan memakai
seragam KORPRI yang baru (warna biru) sesuai dengan instruksi Kepala Sekolah,
saya melihat sudah cukup banyak rekan-rekan guru datang, demikian juga dengan
rekan-rekan pegawai dari kecamatan Medan Johor, utusan dari SKPD-SKPD, beserta
peserta didik kami dengan semangatnya juga telah berusaha datang lebih cepat
untuk mengikuti Upacara Bendera dan Pembacaan Detik-Detik Proklamasi, karena
sekolah kami menjadi pusat Upacara peringatan hari kemerdekaan untuk kawasan
Medan Johor – Titi Kuning Medan. Sembari menunggu Inspektur Upacara yang akan
dipimpin langsung oleh Camat Medan Johor, Bapak Mhd. Azwarlin Nasution, SH,
saya mengkoordinir peserta didik yang saya tunjuk menjadi fotografer agar
bersiap-siap dengan kamera mereka, sementara saya telah siap-siap dengan Ipad
versi baru yang saya gunakan dengan alasan lebih gampang digunakan, hasil
fotonya lebih bagus dan lebih cepat ditransfer. Upacara berjalan dengan khidmat
dan aman tanpa ada kendala cuaca. Semua mengikuti prosesi pembacaan Doa,
detik-detik proklamasi, pengibaran sang merah – putih.
Tanamkan
Nilai-Nilai Kemerdekaan
Presiden pertama
Republik Indonesia Ir. Soekarno pada pidatonya HUT RI tahun 1966 pernah
menyatakan “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”.
Pada upacara kali ini ada yang berbeda, Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 13
Medan Drs. Ilyas, M.Pd membuat ide yang berbeda dari upacara HUT RI yang lalu,
dimana ide itu adalah mengundang para veteran pejuang Kemerdekaan Republik
Indonesia dan para guru SMA Negeri 13 Medan yang telah pensiun dan memberikan
medali serta cendramata yang tujuannya untuk menghargai perjuangan mereka dan
memberikan semangat bahwa mereka masih diperhatikan oleh para generasi muda.
Dari 8 orang veteran pejuang 45 yang diundang, hanya 2 orang yang sanggup
datang menghadiri Upacara. Ini sungguh menyedihkan, di sela-sela kata
sambutannya, Bapak Kepala SMA Negeri 13 Medan mengutarakan keprihatinannya akan
nasib para pejuang Negara ini, karena lima tahun yang akan datang, akan sangat
sulit menemukan veteran pejuang yang benar-benar berjuang mengangkat senjata
dalam usaha mengusir penjajah tanah air dan mempertahankan Kemerdekaan dan
Kedaulatan Republik Indonesia dari usaha para penjajah. Sungguh logika dan
masuk akal memang. Rasa kebanggaan dan rasa haru diperlihatkan oleh para
veteran dan guru yang telah pensiun saat menerima penghargaan dari Camat Medan
Johor dan Kepala SMA Negeri 13 Medan, mereka menyampaikan rasa terima kasih
mereka karena perjuangan mereka masih diingat sampai sekarang.
Demikian juga dengan
keprihatinan sekolah akan kesadaran peserta didik terhadap makna kemerdekaan
dan nilai-nilai kebangsaan, dimana setelah Upacara selesai, peserta didik sudah
agak malas mengikuti perlombaan-perlombaan yang disajikan oleh sekolah, tarik
tambang misalnya.
Padahal nilai-nilai
yang dipetik dari tarik tambang ini adalah kekompakan dalam berjuang untuk
mengalahkan lawan, kerjasama, teknik bertahan dan menarik agar lawan kalah.
Tetapi malah peserta didik berdalih capek, kotor, remaja kita lebih suka
sekarang jalan-jalan, mandi-mandi dan nongkrong di mall pada saat di luar
sekolah. Justru para guru-guru dan sebahagian peserta didik yang mau dan
berminat untuk mengikuti lomba 17-an, saya dengan antusias mengikuti lomba yang
dipertandingkan. Syukur, saya juara I lomba jujung botol (berjalan sambil
membawa botol aqua di kepala tanpa dipegang), juara II lomba lari goni, juara
III lomba tari balon. Semoga semangat Kemerdekaan ini tetap dapat kita pupuk
sehingga generasi muda kita sekarang dan generasi yang akan datang masih mampu
melaksanakan segala kegiatan-kegiatan lomba dan upacara bendera dengan khidmat
dan baik dan tradisi ini tidak hilang atau lenyap ditelan oleh jaman, sehingga
kita masih bisa berbicara bahwa perlombaan-perlombaan tersebut masih 100% milik
Indonesia. Merdeka….!!!