Social Icons

Pages

Sabtu, 10 April 2021

Keberkaitan Kerusakan Ekosistem Akibatkan Pandemi Global Covid-19, Mari Sama-Sama Jaga Lingkungan Sekitar

 

Pentingnya Pemeliharaan Keanekaragaman Hayati Untuk Menjaga Ekosistem dan Menjaga Bumi dari Kerusakan. sumber gambar : https://www.msig.co.id/id/biodiversity#ecosystems

Benarkah ada keterkaitan kerusakan ekosistem alam kita menjadi penyebab munculnya pandemi global Covid-19? Pertanyaan ini gencar-gencarnya menjadi pertanyaan publik yang harus dijawab dengan data dan fakta jikalau memang pandemi yang menyerang hampir seluruh negara ini adalah akibat ulah manusia yang ikut berperan penting merusak alam hingga munculnya Pandemi Global Covid-19 yang menyerang 212 negara di dunia dan menginfeksi sebanyak hampir 4 juta jiwa data per Mei tahun 2020 lalu.

Pandemi Covid-19 telah mengajarkan kita untuk kembali menjaga diri kita dengan lebih bersih dan lebih berhati-hati, plus menjaga alam agar alam tidak marah dan memberikan dampak negatif atas perilaku buruk kita. Tidak dapat disangkal bahwa Pandemi Covid-19 telah mengajarkan kita akan pentingnya Pelestarian lingkungan demi masa depan yang berkelanjutan. Lantas bagaimana alam bereaksi memberikan pembelajaran kepada kita untuk lebih berhati-hati dalam memanfaatkan seluruh isi bumi ini kepada kita?

Lantas benarkah kerusakan alam semesta ini, dimana kerusakan keanekaragaman hayati menjadi penyebab munculnya Pandemi Covid-19? Sebelum Anda dan kita semua menyimpulkannya, maka saya akan mencoba membeberkan beberapa fakta penyeberan virus-virus sejenis yang terlebih dahulu menyerang isi bumi ini.

Dari hasil Publikasi Ilmiah menyebutkan 60 persen EID (emerging infectious disease) berasal dari hewan dan 70 persennya merupakan satwa liar. Sebagai contoh, HIV diketahui sejarah pandemi ini diperkirakan dari tahun 1920, dimana penyebaran HIV muncul pertama kalinya di Kinshasa, sebuah pusat dan kota terbesar di Republik Demokratik Kongo. Identifikasi awal ditemukan identik dengan HIV adalah rangkaian virus yang ditemukan dalam tubuh hewan simpanse. Lalu menyebar dari satu makhluk ke makhluk hidup lainnya melalui perburuan dan hubungan seksual antar hewan.

Sementara pada diri manusia, tertular lewat cipratan darah atau cairan dari tubuh simpanse yang terinfeksi HIV masuk ke tubuh pemburu melalui luka. Dari tubuh manusia yang terinfeksi virus HIV, tidak sadar lalu menularkan ke tubuh manusia lainnya melalui kontak fisik atau lewat keringat hingga menyebar ke seluruh dunia.

Pun dengan Pandemi Covid-19, diduga erat keterkaitan antara bumi yang sudah rusak akibat ulah manusia dengan mengganggu keseimbangan ekosistem alam yang dihuni oleh Keanekaragaman hayati. Ulah manusia yang memburu binatang-binatang itu harusnya menjadi pembelajarna untuk kita agar menghentikan pemburuan liar di dunia ini. Kasus pertama muncul dari Pasar Basah, Wuhan yang memperjual-belikan hewan-hewan buruan yang terinfeksi virus corona ini.

Lalu, virus tersebut berpindah dari hewan ke manusia hingga mengakibatkan Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Penyebarannya yang begitu cepat mengedukasi kita agar mematuhi protokol kesehatan yang ketat agar tidak tertular, dimana kita harus melaksanakan 5M agar terhindar dari penyebaran dan mengedukasi kita agar dapat melihat melihat arti lebih dalam segala hal.

Memakai masker saat berada di luar rumah, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, menjaga jarak, mengurangi dan tidak ikut dalam kerumunan, serta mengurangi aktifitas di luar rumah menjadi hal penting yang harus kita terapkan dan edukasi kepada keluarga dan teman-teman agar bumi tetap sehat dan demi masa depan yang berkelanjutan tentunya dengan melakukan pelestarian lingkungan.

Diantaranya adalah dengan menjaga bumi kita, melestarikan lingkungan hidup sekitar kita dengan menjaga kebersihan, mampu mengolah sampah sendiri dan yang paling penting menjaga keanekaragaman hayati di bumi yang kita cintai ini terdiri dari jutaan spesies tumbuhan, hewan, serangga, dan mikroorganisme yang tersebar di berbagai habitat yang berbeda, baik yang ada di hutan, sungai, hingga gurun dan lautan. Jadi jika keanekaragaman hayati rusak? Maka bumi juga rusak, seperti yang kita alami sekarang, dimana Pandemi Covid-19 telah menyerang dan mengancam kita serta keberlanjutan Generasi mendatang.

Jadi, demi masa depan yang berkelanjutan, adalah tugas kita bersama untuk saling menjaga alam, bumi dan melakukan pelestarian lingkungan demi masa depan yang berkelanjutan. Program MSIG Indonesia dalam memberikan edukasi pentingnya biodiversitas demi generasi mendatang plus Demi masa depan yang berkelanjutan.

Program-program manis dari MSIG Indonesia ini tentunya sangat bermanfaat dan memberi garansi serta Asuransi Umum agar bumi menjadi baik dengan pelestarian lingkungan ala Program MSIG Indonesia.

Apa saja program MSIG Indonesia? MSIG Indonesia memiliki Misi untuk berkontribusi terhadap perkembangan masyarakat yang dinamis dan membantu memastikan masa depan yang sehat bagi planet kita, menciptakan keselamatan dan ketenangan pikiran. Sebagai perusahaan asuransi yang melihat arti lebih dalam segala hal, kami menyadari bahwa perlindungan terhadap keanekaragaman hayati bersifat fundamental untuk mengembangkan ekosistem, karena ekosistem ini merupakan penyedia sumber daya vital seperti makanan, air dan obat-obatan. Inilah kunci untuk memastikan masyarakat yang berkelanjutan serta keberlangsungan hidup kita.

Jadi, untuk menghentikan penyebaran Pandemi Covid-19 ini, harus memiliki kebulatan tekad untuk menerapkan protokol kesehatan dan berpikir jernih untuk melihat arti lebih dalam segala hal termasuk aksi-aksi positif yang harus kita lakukan dari hal-hal kecil untuk merawat bumi dengan memberikan edukasi yang baik kepada anggota keluaga dan masyarakat untuk melakukan pelestarianlingkungan dan menjaga keanekaragaman hayati demi masa depan yang berkelanjutan dan kehidupan generasi yang akan datang....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates