Tempat Prakarya Siswa dan Piala Hasil Kerja Keras Siswa | , |
Latar Belakang
Angka
kemiskinan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, bagaimana tidak menurut
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menunjukkan hingga Maret 2013
mencapai angka +/- 29,13 juta jiwa dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai
angka +/- 240 juta jiwa. Angka ini tergolong sangat tinggi sekali dan
terindikasi akan lebih meningkat lagi seiring dengan rendahnya daya beli
masyarakat tanah air akibat meningkatnya laju Inflasi dan kurangnya Lapangan
Pekerjaan serta bertambahnya Pengangguran dari tahun ke tahun baik bagi tenaga
terdidik maupun bagi yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan
tinggi.
Padahal
Indonesia memiliki Kekayaan Alam yang tidak terhingga nilainya, kita memiliki
Sumber Daya Alam (SDM) yang tersedia, tinggal permasalahannya Sumber Daya
Manusia (SDA) kita tidak siap dalam hal memberdayakan Kekayaan Alam yang
tersedia ini. Akibat Sistem Pendidikan Nasional yang amburadul, tidak
menekankan pola Pendidikan yang mengutamakan untuk Mengasah Skill maupun Keterampilan Peserta Didik,
tetapi Pendidikan yang hanya sebatas memperkenalkan Pengetahuan, ditambah lagi
dengan minimnya Ketersediaan Lapangan Pekerjaan bagi Usia Produktif setelah
Tamat SMA/SMU/SMK/MAN dan kebutuhan hidup sehari-hari yang meningkat, mengakibatkan
Tingkat Kemiskinan meningkat. Oleh karena itu sangat dibutuhkan sebuah
Formulasi ataupun Pemecahan Masalah akan meningkatnya tingkat Pengangguran dan
Tingkat Kemiskinan di Indonesia.
Tumbuhkan Mindset Enterpreneurship
Kewirausahaan
atau Enterpreneurship sebenarnya berasal dari Bahasa Perancis “entreprende” dan
Bahasa Inggris “entrepreneur” yang berarti “berusaha” atau “melakukan aktivitas
wirausaha”. Dari searching di Google
saya menemukan blog yang membahas tentang Enterpreneurship ini. Menurut Peter
Drucker yang dimaksud dengan entrepreneurship ini adalah “aktivitas yang secara
konsisten dilakukan guna mengkonversi ide-ide yang bagus menjadi kegiatan usaha
yang menguntungkan”. Kewirausahaan ini diyakini mampu mengatasi permasalahan
tingginnya tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan di tanah air kita ini,
sebab jumlah lulusan dari tingkat SMA hingga Perguruan Tinggi tidak sebanding
dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Oleh karena itu, perlu mindset/pola pikir akan kewirausahaan
ini dapat kita tumbuhkembangkan dalam diri peserta didik kita dari pencari
kerja menjadi pencipta lapangan kerja sendiri mulai sedini mungkin.
Memang
tiga tahun terakhir ini, sangat digalakkan kewirausahaan, di Medan sendiri
telah ada berdiri sekolah-sekolah bernama “entrepreneurship”, di sekolah
tingkat SMA dan MAN ada mata pelajaran khusus Mulok yang bernama
“Kewirausahaan”, dimana pada mata pelajaran Mulok tersebut peserta didik dikenalkan
dan diajarkan membuat kerajinan tangan, menyulam, mengolah sampah organic
menjadi kompos, mengolah sampah anorganik yang terdiri dari botol-botol aqua
menjadi kerajinan tangan. Menurut Ir. Ciputra salah seorang orang terkaya di
Indonesia menurut majalah Forbes yang memiliki kekayaan kurang lebih 950 juta
dolar Amerika atau setara dengan 9 trilliun rupiah lebih mengatakan bahwa ada
3L yang mempengaruhi seorang wirausaha: Lahir, Lingkungan dan Latihan
(Pendidikan). Lahir, artinya tidak semua kita ini dilahirkan dari keturunan
pebisnis-pebisnis handal atau dilahirkan memiliki jiwa berwirausaha, seperti
saya misalnya, saya dilahirkan dari jiwa seorang Guru dan seorang Bidan. Saya
sudah berkali-kali mencoba untuk berwirausaha, dari tingkat Kuliah, namun tetap
gagal. Sehingga saya berkesimpulan bahwa tidak semua orang bisa memiliki jiwa
wirausaha.
Factor
Lingkungan, artinya lingkungan berperan sangat penting dalam pembentukan
karakter-karakter wirausaha, dimana jika kita dikelilingi oleh para
entrepreneur-enterpreneur yang handal, otomatis jiwa dan pola pikir peserta
didik kita secara otomatis akan memiliki jiwa-jiwa menjadi
wirausahawan-wirausahawan yang handal. Factor Latihan berupa Pendidikan
Kewirausahaan juga sangat berperan penting dalam pembentukan karakter
berwirausaha, sebab Latihan dan Pendidikan adalah upaya sengaja yang
terstruktur untuk membangun mindset atau cara pandang entrepreneur dan
kecakapan untuk melakukan tindakan-tindakan entrepreneurial. Oleh karena itu
cara pandang ini seharusnya dibentuk sedini mungkin. Salah satu cara yang
sangat dibutuhkan oleh Guru dan para peserta didik (pelajar) khususnya
setingkat SMA/SMK adalah adanya Seminar-Seminar Kewirausahaan sehingga ada
fasilitator antara orang-orang yang telah sukses menjadi entrepreneurship
dengan para peserta didik kita maupun dengan guru-guru, dan menjadi motivator
dalam rangka pembentukan Karakter Entrepreneurship.
Menumbuhkembangkan
kepada kita sifat-sifat mandiri, kepemimpinan, daya tahan dalam menghadapi
masalah, kerjasama (teamwork), solutif,
kreatif, inovatif, kepedulian sosial adalah sifat-sifat yang ditanamkan dalam
diri kita sebagai output dari kegiatan-kegiatan Seminar-Seminar Kewirausahaan
sehingga generasi muda kita diharapkan mampu mempersiapkan dirinya di masa
depannya sedini mungkin. Bagi guru, kegiatan Seminar-Seminar Kewirausahaan ini
diharapkan mampu menambah wawasan dan keterampilan guru tentang kewirausahaan.
Saya adalah seorang guru di salah satu SMA Negeri di Medan, istri saya seorang
Sarjana Ekonomi. Sejak tahun 2011 ketika kami memperoleh karunia seorang puteri
anak pertama saya, kami mengambil keputusan yang sangat sulit, dimana istri
saya mengundurkan diri dari pekerjaannya dan menjadi Ibu Rumah Tangga.
Bagi
saya dan istri mengurus anak adalah hal yang terpenting pada saat itu, apalagi ketika itu setelah anak saya berumur
3 bulan, rupanya istri saya hamil, mengandung anak ke-2, sehingga istri saya
praktis mengurus rumah tangga hingga saat ini dan pilihan yang tepat bagi dia
adalah menjadi seorang wirausahawan disamping tugas pokoknya sebagai ibu
terhadap anak-anak saya. Namun, kami bingung usaha apa yang tepat dijalankan
oleh seorang ibu dengan kondisi anak-anak masih kecil dan sangat butuh
perhatian dan kasih sayang? Andaikan usaha tersebut ada, berapa modal yang
dibutuhkan? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sangat sering muncul dalam benak
kami berdua, sebab dengan bermodalkan PNS sungguh tidak cukup dalam keadaan
seperti sekarang ini, dimana harga-harga bahan pokok melambung tinggi, inflasi
terjadi, kebutuhan semakin meningkat.
Seminar Kewirausahaan
Ketika
pertanyaan-pertanyaan dan kekhawatiran diatas melanda keluarga saya, saya
mendapat kesempatan yang langka, dimana pada awal bulan Oktober 2013 ini, saya
memperoleh kabar dari Majalah Guruku Jakarta bahwa mereka akan melaksanakan roadshow Seminar Kewirausahaan Bagi Guru
dan Pelajar “Membentuk Generasi Wirausaha”, dan saya diminta untuk menjadi
penyelenggara atau perwakilan mereka di Medan dalam hal mengurus Surat
Permohonan Dukungan dari Departemen Agama dan Dinas Pendidikan Kota Medan.
Dengan antusias dan semangat’45 saya melaksanakan tugas tersebut, saya
bolak-balik ke Dinas Pendidikan, maklum untuk mendapatkan disposisi dari Kadis Pendidikan Kota Medan agak rumit karena
kebetulan Sekda Kota Medan merangkap jabatan sebagai PLT Kadis Pendidikan
karena Kadis Pendidikan mengundurkan diri. Saya sebarkan undangan ke
sekolah-sekolah di Kota Medan sedini mungkin karena peserta yang dibutuhkan
hadir dalam Seminar Kewirausahaan ini kurang lebih 2000 peserta terdiri dari
Guru dan Pelajar Sekolah Umum dan Madrasah setingkat SMA/SMK.
Walau
saya harus adu argument dengan Wakil Dikmenjur karena ada kesalahan persepsi
atau mindset tentang kewirausahaan ini, saya tetap semangat dalam mensukseskan
acara Seminar Kewirausahaan ini. Sebab acara-acara seperti ini sangat
dibutuhkan dalam rangka pembentukan karakter entrepreneurship sejak dini bagi
kita. Saya juga sangat berharap mendapatkan masukan dan solusi atas
permasalahan bidang usaha apa yang cocok untuk istri saya nantinya.
Seminar-seminar dengan mendatangkan orang-orang yang sukses menjadi
entrepreneurship seperti Pak Ir. Ciputra, Pak Chairul Tanjung, Pak Dahlan
Iskan, Pak Elvyn G. Masassya, dll untuk menjadi Motivator dan memberikan
presentasi tentang Leadership Skill akan menjadi inspirasi bagi generasi muda
kita.
Penutup
Peran
Guru sangat penting dalam membangun jiwa kewirausahaan bagi peserta didik kita
sejak dini, memperkenalkan entrepreneurship akan mengubah pola pikir generasi
muda kita dari Pencari Pekerjaan menjadi Pencipta Lapangan Pekerjaan. Sosok
inspirasi seperti Ir. Ciputra lulusan Teknik Arsitektur ITB ini menjadi seorang
milyuner dari bisnis Properti, memiliki kisah hidup yang serba kekurangan.
Chairul Tanjung, lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia yang
dari mahasiswa sudah menjual alat-alat kedokteran, membuka usaha fotocopy dan
berjualan buku stensilan di kampusnya telah menjadi orang sukses. Dahlan Iskan,
menteri BUMN yang telah memiliki kurang lebih 200 anak perusahaan seharusnya
dapat menjadi contoh-contoh inspiratif bahwa : Kejujuran, Kuat menghadapi
segala tantangan hidup, persisten (memiliki kegigihan, elastis mengikuti
perkembangan dunia entrepreneurship), memiliki impian yang jelas, kreatif dan
inovatif dalam berwirausaha, kerja keras dan pantang menyerah menjadi modal
dalam berwirausaha.
Sudah
saatnya generasi muda bangsa Indonesia mengubah pola pikir bahwa Wirausaha
menjadi pilihan karir, sebab ketersediaan lapangan pekerjaan sudah semakin
sulit didapatkan secara terbuka dan sesuai dengan bidang kita. Menjadi CPNS
misalnya, sangat sulit didapatkan sekarang ini, oleh karena itu sedini mungkin
diperkenalkan kewirausahaan bagi pelajar di seluruh tanah air kita. Sehingga pola
pikir kita semua baik itu pelajar maupun guru di seluruh tanah air dari always to be a consumer menjadi always to be a producer.
Dari
pengalaman saya menyebarkan undangan Seminar Kewirausahaan Bagi Guru dan
Pelajar “Membentuk Generasi Wirausaha” yang akan dilaksanakan oleh Majalah
Guruku bekerjasama dengan Majalah Pelajar, Media Pekerja BUMN dan Kabar BUMN
bertempat di Gedung Medan Internasional Convention Center (MICC) Jl. Gagak
Hitam Simpang Amal, Ringroad Medan pada Hari/Tanggal: Senin, 21 Oktober 2013
mulai Pukul 08.00 WIB – selesai dengan kapasitas peserta undangan gratis dan
terbuka untuk Guru TK, SD, SMP, SMA, SMK Negeri dan Swasta, Pelajar SMA, SMK,
MAN dan Pesantren yang jumlahnya diharapkan hadir 2000 orang, rata-rata sekolah
yang telah saya jalani sangat antusias untuk mengikuti Seminar seperti ini,
apalagi acaranya dikemas dan disuguhi dengan pembicara sekaliber Ust. Yusuf
Mansur sebagai Motivator, Bapak Elvyn G. Masassya, Direktur Utama PT. Jamsostek
(Persero) sebagai Leadership, Kepemimpinan dalam wirausaha serta Pak Dahlan
Iskan Menteri BUMN sebagai inspirasi.
Semoga
acara ini berjalan sukses dan dapat memberikan output kepada generasi bangsa kita khususnya pelajar dan guru di
Kota Medan bahwa sudah saatnya Sumber Daya Manusia tanah air kita memiliki jiwa
Kepemimpinan dalam Berwirausaha, mengubah pola pikir dari Pencari Kerja menjadi
Pencipta Lapangan Pekerjaan, tidak malu berwirausaha yang halal, mampu
mempersiapkan dirinya sedini mungkin untuk masa depannya yang cerah, mandiri
dan tangguh menghadapi masa depannya. Semoga…..!!!!
Kompos, Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Sumber Energi. Usaha Sekolah Menumbuhkembangkan Jiwa Enterpreneurship |
Hasil Karya Peserta Didik SMA Negeri 13 Medan diPajangkan sebagai Bukti Jiwa Kewirausahaan Mereka di Pupuk oleh Sekolah |
Ayo datang dan dukung Seminar ini...!! :)
BalasHapusokey, sama-sama
BalasHapusTerima kasih telah berbagai, sedang car informasi tentang wirausaha :)
BalasHapuspeluang usaha 2016