Ketika Mengikuti Indonesia Digital Learning April 2016. Peran Telkomsel meningkatkan kualitas guru-guru di SUmut. |
Telkomsel, bukan kata yang asing lagi
ditelinga kita. Telkomsel adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di
indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Berbekal spirit menjadi ISP-nya (Internet Service Provider) atau penyedia
jasa layanan internet-nya Indonesia dan menjadi solusi mobile digital lifestyle kelas dunia dan terpercaya, maka Telkomsel
telah berkembang dengan pesat seiring dengan berjalannya waktu semenjak tahun
1995 hingga sekarang telah mampu menghadirkan akses telekomunikasi yang
terpercaya dan handal kepada seluruh masyarakat tanah air dari sabang sampai
merauke.
Total sudah lebih dari 98% populasi
Indonesia di seluruh penjuru Nusantara telah mampu dijangkau dan dilayani serta
dikoneksikan untuk berkomunikasi dan berinteraksi, bahkan telah bisa mengakses
Internet karena ketersediaan jaringan telekomunikasi dan sukses menjadi
operator seluler nomor 6 di dunia dalam hal jumlah pelanggan dan menjadi numero uno industri telekomunikasi di
tanah air yang dipercaya oleh lebih dari 143 juta pelanggan, tidak terkecuali
oleh penulis sendiri. Telkomsel menjadi pilihan kartu SIM (Subscriber Identity
Module) dan GSM (Global System for Mobile Communication) sejak tahun 2003,
sejak saya memiliki HP dan nomor tersebut awet hingga sekarang.
Semenjak mahasiswa semester tiga, saya
tidak pernah mengganti kartu perdana Telkomsel yang saya miliki pertama sekali
dan nomor tersebut tetap awet hingga sekarang. Telkomsel-pun sudah berkembang
pesat, kebutuhan dari sekedar SMS (Short
Message Service), MMS (Multimedia
Message Service), hingga menghasilkan teknologi mutakhir dari memberikan
layanan pemanfaatan DSL (Digital
Subscriber Line), ISDN (Integrated
System Digital Network), dan VSAT (Very
Small Aperture Terminal) yang merupakan layanan-layanan internet dan
memberikan kecepatan transmisi lebih cepat dari dial-up miliknya telkom. Lalu muncul CDMA (Code Division Multipple Access), dimana Telkomsel mendukung cara
menghubungkan komputer ke internet melalui modem atau ponsel CDMA. Layanan GPRS
(General Packet Radio Service)
semakin mempercepat akses internet bagi penggunannya dengan menggunakan ponsel,
sehingga telkomsel makin diminati dan menjadi salah satu operator seluler yang
laris manis dipasaran dan dimanfaatkan dibidang pendidikan, karena kecepatan
dalam mengakses data dan informasi untuk semua bidang, tidak terkecuali di
bidang pendidikan.
Besarnya
Peran Telkomsel Flash Untuk Diri Saya
Sebagai guru TIK (Teknologi Informasi
dan Komunikasi) yang dinyatakan lulus lewat seleksi CPNS tahun 2009 yang lalu
dan ditempatkan di SMA Negeri 13 Medan, saya sangat bersyukur karena dengan
berbekal doa dan kerja keras dan juga berbekal berlatih soal-soal baik itu
manual maupun online dan sering mencari, men-download soal-soal dengan berbekal laptop dan modem Telkomsel Flash
abang kandung saya, akhirnya cita-cita kami berdua terwujud juga. Dia lulus di
Pemprovsu, saya lulus di Pemko. Nah, akhirnya gaji pertama saya CPNS yang 80%
tersebutlah saya gunakan untuk membeli modem Telkomsel Flash untuk saya gunakan
sebagai perangkat pendukung saya dalam proses belajar mengajar di kelas maupun
di rumah.
Telkomsel Flash, Modem Eksternal yang setia menemani saya dalam mengakses Informasi dari tahun 2010 sampai sekarang |
Modem TelkomselFlash yang masih saya
gunakan sungguh setia menemani saya hampir sudah enam tahun. TelkomselFlash ini
saya beli di sebuah pameran yang berlangsung di Pajak Usu, kala itu ada promo
besar-besaran bertajuk “Telkomsel Big
Sale Akhir tahun 2010”, saya membeli paket modem tersebut dengan harga
Rp399 ribu dengan garansi satu tahun dan gratis selama tiga bulan. Dengan
bermodalkan modem TelkomselFlash, mulailah saya mengembangkan potensi yang saya
miliki sebagai tenaga pengajar. Apalagi yang saya ajarkan tentang mata
pelajaran TIK yang setidaknya harus menguasai dasar-dasar dan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat. Ada anekdot yang
mengatakan bahwa “satu hari tidak belajar TIK, maka akan ketinggalan 10 hari”,
sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, dalam satu hari saya harus terkoneksi
dengan internet minimal satu jam untuk mengetahui informasi apa yang sedang
hangat-hangatnya di dunia maya. Apalagi sekarang ini lintas berita yang
tersebar lewat media sosial sudah sangat cepat menyebar dan terkadang, tanpa
kita sadari ternyata siswa kita lebih cepat dari kita guru dalam mengakses
media sosial. Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, guru juga harus mampu
memantau dan mengetahui perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan
cepatnya.
Pengalaman yang tidak terlupakan
ketika memanfaatkan modem TelkomselFlash ini adalah ketika saya bisa
mendapatkan informasi-informasi tentang lomba bergengsi baik tingkat kabupaten,
provinsi, hingga tingkat nasional. Pengalaman pertama saya, ketika saya
dinyatakan sebagai pemenang Harapan I lomba menulis tahun 2013 yang
diselenggarakan oleh LSM Madya Insani dengan tema “Anak Jalanan di Kota
Metropolitan”. Jujur inilah pengalaman pertama saya sebagai pemenang setelah
sekian tahun vakum dari dunia tulis menulis semenjak tamat SMA. Bukan hadiahnya
yang saya kejar, tetapi pengalaman menulis dan ternyata internet sangat
membantu saya dalam mencari sumber-sumber informasi dalam mendukung karya tulis
saya. Lagi-lagi, modem TelkomselFlash dengan beragam pilihan kuota-nya telah
memberikan kemudahan bagi saya untuk mendapatkan sumber informasi yang saya
butuhkan.
Pengalaman kedua, masih di tahun yang
sama, ketika itu LP3I sebagai salah satu lembaga pendidikan yang sudah
membuktikan kapasitasnya, visi, misi, dan tujuan pendidikannya yang bergerak
dibidang Pendidikan formal maupun non formal, memiliki sistem pendidikan vokasi
yang mengutamakan pendidikan keterampilan dengan kurikulum berbasis link and
match, serta disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan dunia usaha,
terutama menghadapi era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) mengadakan sebuah
kompetisi untuk guru-guru SMA/SMK di tanah air dengan tajuk “Kompetisi Guru Terbaik Tahun 2013
memperebutkan LP3I Award”. Dengan modal nekat dan TelkomselFlash, maka saya
mulai membuat karya tulis ilmiah dengan ide-ide yang sederhana, tetapi
konsisten saya lakukan selama menjadi guru dan fokus karya saya pada perbaikan
sekolah, sekolah berbasis lingkungan hidup, sekolah yang mampu mengarahkan
peserta didiknya berwirausaha dengan membuat kompos, hingga masalah perubahan
dari kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013 dengan mengedepankan Pembelajaran
Kontekstual yang saya bahas ternyata sangat menarik menurut para juri.
Akhirnya, di hari terakhir tenggat
waktu pengiriman, karya tulis ilmiah saya berhasil kelar dan siap untuk
dikirimkan di tanggal 19 April 2013. Saya masih ingat ketika itu, setelah bel
sekolah saya langsung berkemas-kemas dan berlair ke parkiran guru untuk
mengengkol sepeda motor dan tancap gas ke rumah. Sampai di rumah, saya langsung
hidupkan laptop dan ambil modem TelkomselFlash untuk koneksi ke internet.
Setelah itu saya buka link http://www.lp3i.ac.id/guru-terbaik/ untuk meng-upload karya yang telah
saya selesaikan. Walau lambat karena banyak yang mengakses website, saya tetap
ngotot mengirim dengan sering-sering menekan F5 (refresh) agar websitenya mau merespon. Berkat kesabaran, akhirnya
pukul 16.00 Wib saya bisa meng-upload
karya dengan baik dan berhasil muncul di halaman website di urutan terakhir
(255). Dengan semangat “nothing to lose”
– tidak berharap banyak, saya kembali ke aktivitas biasa.
Namun, tanpa diduga-duga awal Februari
2014 saya di telp oleh pihak LP3I Award menyatakan bahwa saya adalah salah satu
peserta 10 nominator pemenang yang dipanggil ke Jakarta untuk kembali
mempresentasikan hasil karyanya di depan juri-juri hebat tanah air. Jujur ini
adalah pengalaman pertama saya memenangkan sebuah lomba bergengsi tingkat
nasional. Dengan perasaan mantap, saya ikuti semua prosedur lomba dan kembali
dengan mengandalkan TelkomselFlash saya mempersiapkan bahan presentasi sebaik
mungkin. Namun, belum nasib untuk menjadi pemenang, walaupun demikian saya
bangga dengan pengalaman yang saya dapatkan karena pepatah mengatakan
“Pengalaman adalah guru yang paling baik”, sehingga ada keberanian untuk
mencoba dan mencoba lagi.
Pengalaman
Mengikuti IDL oleh Telkomsel
Tanggal 25 dan 26 April 2016 kemarin,
kota Medan menjadi kota ke-4 setelah Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya sebagai
tempat penyelenggaraan IDL (Indonesia
Digital Learning) dengan tema: “Kontribusi Telkom Indonesia untuk Generasi
Bangsa” yang diselenggarakan di hotel Polonia Medan telah memacu
adrenalin saya untuk ikut ambil bagian dalam acara tersebut. Berbekal modem
Telkomsel Flash yang saya beli di tahun 2010 yang lalu, saya mendaftarkan diri
secara online di kanal http://indonesiadigitallearning.com/SeminarPage.html untuk mengikuti seminar selama dua
hari dan untuk mengikuti kontes My Teacher My Hero (MTMH) serta membuat karya
tulis ilmiah untuk mengikuti kontes tersebut.
Lagi-lagi saya mengandalkan modem
TelkomselFlash untuk mendukung karya tulis yang akan saya kerjakan. Dalam
sambutannya, General Manager Telkomsel area Sumbagut, Syahrial Nasution dengan
judul “Menopang Pengembangan Pendidikan dengan Memanfaatkan Teknologi”
memberikan gambaran bagaimana peran Telkomsel dengan teknologi baru mobile 4G
LTE pertama di Indonesia dengan kecepatan data akses mencapai 36 Mbps mampu
memanjakan para pelanggannya, termasuk para guru-guru hebat tanah air untuk
meningkatkan kompetensinya. Beliau menjelaskan secara gamblang kenapa guru
harus mampu mengajar di abad 21 dan oleh karena pendidikan mampu mengubah
dunia, makanya Telkomsel sepenuhnya sangat mendukung kegiatan ini. Namun, dalam
#myheromyteachermedan karya saya belum mampu menggugah dewan juri untuk
meloloskannya dibabak 45 karya yang akan di kerucutkan menjadi 8 besar.
Walaupun tidak lolos, saya tetap
bersyukur karena bisa ambil bagian dalam kompetisi seperti ini dan berharap
Telkomsel terus melakukan inovasi dan kompetisi sejenis untuk meningkatkan
kompetensi para guru di Indonesia.
Peran
Telkomsel di Keluarga dan Sekolahku
Saudaraku juga sekarang menggunakan
layanan IndiHome, layanan Triple Play dari Telkom dengan fasilitas Telepon
Rumah, Internet on Fiber (up to 100 Mbps) dan Interactive tv yang memberikan
tontonan-tontonan berkualitas walau saat hujan deras. Indihome menjadi pilihan
terbaik mereka, apalagi abang saya itu penggila bola sehingga
pertandingan-pertandingan yang hanya bisa ditonton lewat televisi kabel seperti
Indihome. Belum lagi cara registrasinya yang gampang, tinggal klik http://www.indihome.co.id/myindihome maka kita tinggal memilih paket mana
yang kita mau. Kebetulan abang ini memilih paket Indihome ulimited dengan bayaran hampir lima ratus ribu rupiah per bulan.
Begitu juga di Sekolah tempat saya
mengajar. Kini siswa dan guru bisa mengakses internet dengan cukup baik, walau
kadang-kadang jaringan Wi-fi (wireles fidelity)-nya ngadat alias
disconect, namun cukup lumayan dapat membantu guru dan siswa untuk mencari
informasi yang mereka butuhkan. Peran Telkomsel
School Community telah membantu kami dalam berkomunikasi dan menjelajahi
dunia, serta mencari informasi yang bermanfaat. DPR (dibawah pohon rindang)
adalah tempat yang strategis bagi siswa/i kami untuk mengakses informasi yang
mereka butuhkan karena sudah terkoneksi dengan jaringan wi-fi (wireless
fidelity), sehingga jam-jam istirahat mereka gunakan untuk mengakses jaringan
Telkomsel disamping tempat untuk belajar.
Kini Telkomsel telah muncul dengan layanan
komersial mobile 4G LTE pertama di Indonesia. Layanan Telkomsel 4G LTE memiliki
kecepatan data access mencapai 36 Mbps sehingga semakin memanjakan dan
mempermudah pekerjaan kita. Oleh karena itu kepercayaan kita akan kehadiran
Telkomsel untuk menginspirasi masyarakat untuk memanfaatkan teknologi dalam
sendi kehidupan kita dengan produk-produk yang kompetitif dan inovatif
seharusnya dapat kita manfaatkan untuk kehidupan yang lebih baik. Semoga!
#IndonesiaMakinDigital
#IndonesiaMakinDigital
Tidak ada komentar:
Posting Komentar