Dino Sebagai Dubes RI untuk Amerika, Memperkenalkan Budaya Indonesia di Luar Negeri |
Jika mendengar nama Dino Patti Djalal, maka apa yang terbayang tentang
sosok ini? Bayangan saya jika mendengar nama Dino Patti Djalal adalah: seorang
penulis pidato kenegaraan bapak Presiden Republik Indonesia saat ini, Susilo
Bambang Yudhoyono jika ada pertemuan internasional. Bapak Dino Patti
Djalal menjadi penulis pidato presiden dalam bahasa inggris, Pak Dino berperan
penting dalam mengisi pidato Presiden, lebih tajam didengar ditelinga, lebih
singkat, jelas, baik isi maupun intonasi Presiden saat berpidato. Pokoknya
urusan isi dan cara penyampaian pidato Presiden menjadi urusan pak Dino Patti
Djalal. Selain itu, Pak Dino juga menjabat Staff Khusus Urusan Internasional
dan Juru Bicara Presiden RI semenjak Pak SBY menjadi Presiden tahun 2004 dan
berlanjut ketika Pak SBY terpilih kembali menjadi Presiden untuk period eke-2
tahun 2009.
Namun, Pak Dino Patti Djalal sekarang lebih dikenal sebagai Duta Besar
Republik Indonesia untuk Negara adi kuasa Amerika Serikat. Menjadi duta besar
di negeri adi kuasa ini bukan menjadikan pak Dino lupa akan tanah airnya.
Selama di Amerika Serikat, tercatat pria kelahiran 10 September 1965 di
Beogard, Yugoslavia ini selalu mempromosikan Indonesia di Amerika Serikat. Terbukti,
lewat beberapa informasi yang saya himpun, pak Dino tahun 2009 pernah membuat
sebuah film pendek yang berjudul “Luarbiasa Indonesia” yang bertemakan tentang transformasi pola pikir rakyat Indonesia
menuju hidup stabil demokrasi yang disiarkan di CNN, CNBC, Al Jazeera, BBC dan
stasiun-stasiun televisi internasional lainnya. Catatan lain yang
menginsipirasi bagaimana pak Dino di Amerika Serikat adalah memperkenalkan
budaya batik Indonesia yang kesohor itu, pada tahun 2011 pak Dino adalah
konseptor dilaksanakannya American Batik Design Competition (ABDC), yaitu kompetisi
desain batik yang pelaksanaannya di Amerika Serikat, sebagai bukti sosialisasi
budaya Indonesia di luar negeri.
Gagasan beliau yang sangat mendapat apresiasi adalah gagasan pak Dino
untuk membuat sebuah jaringan orang-orang Indonesia di seluruh luar negeri yang
bernama Indonesia Diaspora Network (IDN) adalah jaringan global untuk para
diaspora Indonesia, kata diaspora yaitu: perkumpulan warga Negara Indonesia di
luar negeri. Jaringan ini telah tersebar luas di setiap Negara yang
memungkinkan semua warga Negara Indonesia dapat berkomunikasi satu sama lain di
luar negeri dan salah satu tujuan IDN ini adalah untuk memperkenalkan budaya Indonesia
di tempat mereka tinggal di luar negeri. Kelebihan pak Dino yang lain adalah
kemampuannya dalam menulis. Tercatat beliau adalah penulis best seller, walaupun penulis belum pernah membaca buku-buku
beliau, namun dengan menulis tulisan ini, penulis yakin akan mendapat buku
beliau yang berjudul “Nasionalisme Unggul : Bukan Sebuah Slogan”, sehingga
penulis dapat menikmati kedasyatan dan kemampuan beliau dalam menulis, karena
menurut beberapa artikel yang saya baca lewat media cetak maupun elektronik,
didalam buku tersebut ada 145 ide atau gagasan inspiratif dari beliau tentang
semangat, etos kerja dan ide yang akan beliau wujudkan demi Indonesia maju, jika
beliau terpilih menjadi pemimpin di negeri ini. Beliau ingin Indonesia menjadi Negara
maju, sama seperti keinginan seluruh kaum muda di Negara ini.
Dino Menjelaskan Konsep atau Ide "Indonesia Unggul" |
Gagasan bapak dari tiga orang anak ini tentang “Indonesia Unggul” juga mendapat respon yang sangat baik dari
kalangan muda Indonesia. Indonesia memang harus unggul dalam berbagai bidang
kehidupan, namun konsep ini harus diawali dari perbaikan system pendidikan di Indonesia.
Seperti yang saya tuliskan di blog dengan link http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/15/pendidikan-yang-baik-dan-bermutu-akan-membentuk-manusia-indonesia-yang-unggul-di-berbagai-sektor-626502.html
karena sangat tidak mungkin sumber daya Indonesia akan unggul, jika tidak
dibekali dengan pendidikan serta system pendidikannya yang bagus, terarah,
khusus dan tidak sarat dengan kepentingan pribadi, golongan maupun partai
politik. Pendidikan untuk semua, artinya dengan system pendidikan yang baik,
dimana anggaran Negara memang benar-benar dialokasikan untuk dunia pendidikan,
perbaikan sarana maupun prasarana serta untuk peningkatan kualitas pendidikan,
maka tidak mungkin ide atau gagasan “Indonesia
unggul” akan terealisasikan ataupun terwujudkan.
Walau menurut survey tentang calon presiden konvensi Partai Demokrat,
elektabilitas Dino Patti Djalal rendah dan berada dibawah atau bayang-bayang
Dahlan Iskan, Pramono Edhie Wibowo, Anies Baswedan, dan Marzuki Alie, namun hal
itu tidak menyurutkan seorang pak Dino untuk tetap maju dan bertekad mewujudkan
ide ataupun gagasan-gagasan beliau. Semoga, sekembalinya dari tanah orang
(Amrik), beliau mampu berkampanye dengan baik dan mampu mengungkapkan
gagasan-gagasannya dalam bahasa yang gampang dimengerti oleh masyarakat luas,
yang dapat diterima oleh logika, bukan hanya janji-janji semata, namun tetap pada
konsep “Less Talk, To Do More”, yang artinya: Tidak banyak Janji…..!!! Salam, Medan 15 Januari 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar